Sholawat Burdah – Kemarin kita sudah membahas sholawat asyghil, sekarang sholawat selanjutnya yaitu sholawat bardah.
Akan kita bahas dari sejarah, bacaan, lirik dan berbagai keutamaan dari sholawat burdah ini. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ya!
Contents
Sholawat Burdah
Sholawat burdah ini merupakan bacaan sholawat ghairu matsurah, artinya yang berisi pujian, penghormatan, dan sanjungan kepada baginda Rasulullah SAW.
Sholawat ini cukup populer dan menjadi salah satu bacaan sholawat yang banyak dilantunkan umat Islam. Shalawat Burdah merupakan ungkapan puitis cinta dari Imam Bushiri kepada Nabi Muhammad SAW.
Nilai-nilai moral yang terkandung dalam shalawat burdah antara lain tentang taubat, zuhud, kesabaran, keikhlasan, tawakal, mahabbah.
****
Sejarah Sholawat Burdah
Arti dari kata “burdah” itu sendiri ialah “jubah”, jubah yang terbuat dari kulit atau bulu binatang yang sering dipakai oleh orang-orang Arab sebagai penghangat tubuh atau selimut.
Selawat ini adalah karya Abu Abdillah Syarafuddin Muhammand bin Sa’id bin Hammad bin Muhsin bin Abdillah bin Shonhaji bin Hilal Alshonhaji Albushiry Almishry atau yang lebih masyhur kita kenal dengan sebutan Imam Al-Bushiri.
Selawat ini tercipta ketika beliau menderita kelumpuhan. Beliau menyusun syair dan membacanya beberapa kali dalam keadaan sakit, sambil berdoa dan bertawasul mengharap syafaat agar Allah SWT menyembuhkan penyakitnya.
Kemudian, beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Dalam mimpinya, Rasulullah mengusapkan tangannya serta memberikan burdah (jubah).
Imam Al-Bushiri tersentak akan mimpinya, lalu terbangun, kemudian melompat dari tempat tidurnya, dan bisa berjalan sehingga beliau sembuh seperti biasa.
Baca juga:
Bacaan Sholawat Burdah, Arab, Latin dan Terjemah
Nah berikut ini adalah bacaan sholawat burdah tulisan arab:
* مَوُلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا اَبَدًا* * عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ* **** *أَمِنْ تَذَكُّرِ جِرَانٍ بِذِى سَلَمِ* * مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَاى مُقْلَةٍ بِدَمِ* **** *أَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ كَا ظِمَةٍ* * وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِى الظَّلْمَاءِ مِنْ إِضَمِ* **** *يَا رَبِّ بِالْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا* *وَغْفِرْلَنَامَامَضَى يَاوَاسِعَ الْكَرَمِ* |
Bacaan sholawat burdah latin:
*Maulaa ya shollli wasallim daaiman abada,*
*’Alaa habiibika khoiril kholqi kullihimi*
****
*Amin tadzakkuri jirooni bidzi salami*
*Mazajta dam’an jaroo muqlatin bidami*
****
*Am habbatirriihu mintilqooi kaadhzimatin*
*Wa auwmadhzol barqu fidz dhzomaai idhzomi*
****
*Ya Robbi bil Musthofa balligh maqoo sidanaa*
*Waghfirlana mamadhzo yaa wa-asi’al karomi*
Terjemahan bacaan sholawat burdah:
Artinya:
Wahai Tuhan kami (Allah Swt) curahkanlah selalu sholawat dan salam selalu selama – lamanya dan abadi,
Kepada kekasih-Mu (Muhammad) yang terbaik diantara semua makhluk
Apakah karena teringat tetangga yang tinggal di Dzalim
Sehingga engkau cucurkan airmata bercampur darah yang mengalir di matamu
Ataukah karena tipuan angin kencang yang kencang yang berhembus dari arah “Kadzhimah”
Atau karena sinar kilat yang membelah kegelapan malam dari Gunung “Idhzam”
Wahai Tuhanku demi Al-Musthofa Muhammad, sampaikanlah maksud dan hajat – hajat kami
Dan ampunilah dosa – dosa kami yang terdahulu wahai Yang Maha Luas dan wahai Yang Maha Dermawan.
Lirik Sholawat Burdah Lengkap Full
Qasidah burdah atau shalawat burdah atau dikenal juga sebagai shalawat Maulaya Sholli adalah karya Abu Abdillah Syarafuddin Muhammand bin Sa’id bin Hammad bin Muhsin bin Abdillah bin Shonhaji bin Hilal Alshonhaji Albushiry Almishry atau dikenal dengan Imam Imam Al-Bushiri.
Qasidah Burdah sebenarnya terdiri dari beberapa bait yang kemudian di kelompokkan ke dalam sepuluh pasal, nah yang sudah tidak asing di kalangan umat yaitu pasal 1
Berikut lirik lengkapnya:
الفصل الأول : في الغزل وشكوى الغرام Pasal 1 Sholawat Burdah: Bercumbu Dan Pengaduan Cinta مَوْلَايَ صَلِّي وَسَلِّـمْ دَآئِــماً أَبَـدًا ۞ عَلـــَى حَبِيْبِـكَ خَيْــرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ هُوَالْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأِهْوَالِ مُقْتَحِـــــــمِ أَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍ بِذِيْ سَــــلَــمٍ ۞ مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَيْ مِنْ مُقْلَةٍ بِـــدَمِ Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam sana. Engkau deraikan air mata dengan darah duka. *** أَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ كَاظِمَـــةٍ ۞ وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِيْ الْضَمَآءِ مِنْ إِضَـمِ Ataukah karena hembusan angin terarah lurus berjumpa di Kadhimah. Dan kilatan cahaya gulita malam dari kedalaman jurang idham. *** فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَا هَمَتَــا ۞ وَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِـــــمِ Mengapa kedua air matamu tetap meneteskan air mata? Padahal engkau telah berusaha membendungnya. Apa yang terjadi dengan hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya. *** أيَحَسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتـــِمٌ ۞ مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمضْطَــــرِمِ Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira bahwa api cinta dapat disembunyikan darinya. Di antara tetesan air mata dan hati yang terbakar membara. *** لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعاً عَلَي طَـلَلٍ ۞ وَلاَ أرَقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلـَـــمِ Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu. Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu. *** فَكَيْفَ تُنْكِرُ حُباًّ بَعْدَ مَا شَــهِدَتْ ۞ بِهِ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّـــقَمِ Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya. Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara. *** وَأَثْبَتَ الْوَجْدُ خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَّضَــنىً۞ مِثْلَ الْبَهَارِمِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالْعَنَــــمِ Duka nestapa telah membentuk dua garisnya isak tangis dan sakit lemah tak berdaya. Bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada dua pipi. *** نَعَمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى فَأَرّقَنِي ۞ وَالْحُبّ يَعْتَرِضُ اللّذّاتَ بِالَلَــــــمِ Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga. Dan memang cinta sebagai penghalang bagi siempunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita. *** يَا لَا ئِمِي فِي الهَوَى العُذْرِيِّ مَعْذِرَةً ۞ مِنّي إِلَيْكَ وَلَوْ أَنْصَفْتَ لَمْ تَلُمِ Wahai pencaci derita cinta kata maaf kusampaikan padamu. Aku yakin andai kau rasakan derita cinta ini tak mungkin engkau mencaci maki. *** عَدَتْكَ حَـــالِـي لَاسِرِّيْ بِمُسْتَتِرٍ ۞ عَنِ الْوِشَاةِ وَلاَ دَائِيْ بِمُنْحَسِــمِ Kini kau tahu keadaanku, tiada lagi rahasiaku yang tersimpan darimu. Dari orang yang suka mengadu domba dan derita cintaku tiada kunjung sirna. *** مَحّضْتَنِي النُّصْحَ لَكِنْ لَّسْتُ أَسْمَعُهُ ۞ إَنّ الُحِبَّ عَنِ العُذَّالِ فِي صَمَمِ Begitu tulus nasihatmu, tapi aku tak mampu mendengar semua itu. Karena sesungguhnya orang yang dimabuk cinta tuli dan tak menggubris cacian pencela. *** إِنِّى اتَّهَمْتُ نَصِيْحَ الشّيْبِ فِي عَذَلِي ۞ وَالشّيْبُ أَبْعَدُ فِي نُصْحِ عَنِ التُّهَمِ Aku curiga ubanku pun turut mencelaku. Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku. *** |
Fadhilah Atau Keutamaan Sholawat Burdah
Kasidah Burdah merupakan karya sastra yang sangat fenomenal dan mendapat perhatian besar dikalangan masyarakat luas karena memiliki sastra tingkat tinggi dan pesan-pesan etika untuk umat manusia.
Hal ini dibuktikan dengan tersebarnya qasidah burdah ini ke seluruh penjuru bumi dari timur ke barat. Banyak para ulama yang mensyarah qasidah burdah ini, diantaranya;
- Imam Syaburkiti
- Imam Baijuri
- Syeikh Ali bin Muhammad Al-Busthami Asy-Syahirwadi
- Badruddin Muhammad bin Muhammad Al-Ghuzza
- Muhyi ad-din Ahmad bin Musthafa (Syeikh Zadah)
- Bahr bin Rais bin Al-Haruti Al-Maliki
- Ubaidillah bin Ya’qub Ash-Shawi
- Hisam ad-din Hasan bin Abbas
- Syaraf ad-din Al-Bazdi
- Muhammad bin Abd Ar-Rahman Az-Zamrodi
- Jamal ad-Din Abdallah bin Yusuf
- Kamal ad-Din Al-Huwarizmi
- Zainuddin Khalid bin Abdillah Al-Azhari
- Jalal Ad-Din Al-Mahalli
- Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar
- Khair ad-Din Khidhir bin Umar Al-‘Athufi
- Ibnu Habib Al-Halabi
- Muhammad bin Ahmad bin Marzuq At-Tilmisani.
Dan ulama yang lainnya, ada sekitar 20 ulama yang memberi komentar terhadap kasidah burdah ini.
Kasidah burdah ini juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa diantaranya; Persia, Melayu, Turki, Urdu, Punjabi, Shawili, Itali, Jerman, Inggris, dan Prancis.
Shalawat burdah banyak dibacakan di berbagai wilayah di dunia, misalnya di sejumlah masjid-masjid besar di Mesir, diantaranya di
- Masjid Imam Al-Bushiri di Iskandariyyah
- Masjid Imam husain
- Masjid Tarekat Ja’fariyyah
- Masjid siti zainab di Kairo
- Dan di Al-Azhar.
Selain di Mesir, kasidah burdah juga banyak dibacakan dan dikaji di berbagai negara seperti di Yaman, maroko, Indonesia, dan lainnya.
Baca juga: Sholawat Tarhim
Keutamaan Sholawat Burdah
Selain untuk menyembuhkan penyakit, keutamaan lain yaitu membaca sholawat Burdah satu kali lebih utama daripada membaca amalan Dalail Khairat 70 kali.
Hal tersebut diceritakan Habib Husein bin Mohammad al Habsyi, seorang ulama yang biasa memimpin majelis untuk mengamalkan Dalail Khairat di Mekkah.
Beliau pernah bermimpi bertemu Nabi Muhammad yang memerintahkannya untuk membaca sholawat Burdah di majelis tersebut.
Dalam mimpi itu, Rasulullah berkata bahwa membaca Burdah sekali lebih afdol dibandingkan membaca Dalail Khairat 70 kali.
Kemudian kisah tentang keutamaan Sholawat Burdah lainnya adalah ketika Hadramaut Yaman mengalami musim paceklik hingga banyak binatang buas berkeliaran di jalan.
Lalu kemudian Habib Abdurrahman al Masyhur pun memerintahkan setiap rumah untuk membaca sholawat Burdah. Hasilnya, rumah-rumah mereka aman dari gangguan binatang buas.
Wallahu ‘alam
Cara Mengamalkan Sholawat Burdah
Sulthonul ‘Ilmi Al-Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri menyebutkan fadhilah kasidah Burdah ini sangat mujarab untuk mengabulkan hajat-hajat kita dengan izin Allah.
Menurut beliau terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
- Memliki sanad ke Imam Busyiri, (atau kirim tawasul)
- Mengulangi bait ‘maulaya sholli wa sallim…’
- Berwudhu
- Menghadap kiblat
- Memahami makna bait-bait
- Dibaca dengan himmah (semangat) yang besar
- Beradab
- Memakai wewangian.
Selain itu, Burdah juga diartikan sebagai bur’ah yang berarti syifa (kesembuhan). Maka dari itu, fadilah lain dari shalawat burdah juga dapat dijadikan sarana atau wasilah untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Untuk amalan sehari-hari, sebelum membaca burdah terlebih dahulu dianjurkan untuk melafalkan Al Fatihah yang ditujukan untuk Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya.
Setelah itu bisa ditujukan kepada para guru, orangtua, dan kepada pengarangnya yaitu Imam Busyiri.
Sholawat Burdah sebaiknya dibaca secara keseluruhan dari awal sampai akhir. Namun, karena bait sholawat Burdah sangat panjang, umat Muslim boleh hanya memilih beberapa bait untuk dibaca. Pengamal syair ini biasanya memilih syair yang faedahnya sesuai dengan hajatnya.
Baca juga: Sholawat Busyro
Penutup
Kasidah burdah mengajarkan umat manusia untuk selalu mencintai dan merindukan nabi Muhammad SAW.
Dengan cara mengikuti perilaku nabi seperti bersikap taat beribadah, menjauhi maksiat, zuhud, tawadlu, jujur, qana’ah, sabar, bijaksana, sopan santun, saling toleransi, amanah, saling mengasihi, rendah hati, dermawan, bersikap lemah-lembut, tidak putus asa, mampu mengendalikan hawa nafsu, dan yang lainnya.
Wallahu a’lam.
Pingback: √ Sholawat Tahrim, Tulisan Arab, Latin, Lirik & Keutamaan (Lengkap)