Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan – Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan keberagaman. Mulai dari agama, suku, bangsa, hingga budaya. Di mana, ketika kita berupaya untuk membahasnya satu persatu, kayaknya nggak bakalan ada habisnya deh.

Wajar sih, karena kan satu daerah aja kadang punya beberapa budaya. Misalnya adalah kebudayaan Pacitan.

Kalau ngebahas yang namanya kebudayaan Pacitan, kita butuh waktu yang nggak sedikit, karena memang, tiap-tiap budaya yang ada di Indonesia pasti punya penjelasan konkrit, dan terbilang cukup rumit lah. Ribet sih, tapi asyik loh kalau dipelajari.

Sayangnya, banyak banget generasi-generasi kita yang sudah nggak peduli, atau malah nggak pengen tahu tentang kebudayaan. Padahal, seluruh kebudayaan yang ada wajib banget loh kita lestarikan. Ntahlah, generasi kita lebih suka Toktok-an kayaknya.

Kalau kamu, pasti suka belajar budaya-budaya yang ada di Indonesia dong. Karena kalau nggak suka, kayaknya nggak mungkin nyasar ke sini. Atau, ada juga kemungkinan lain, bahwa kamu nggak sukabelajar tentang budaya, tapi karena tuntutan tugas atau PR membuat kamu harus searching.

Tapi nggak apa-apa sih. Paling nggak, dengan adanya PR tentang kebudayaan Pacitan ini, kamu jadi lebih tahu. Siapa tahu jadi candu. Asyek. Oke, buat yang penasaran, yuk simak beberapa kebudayaan Pacitan yang wajib kamu tahu.

Pentingnya Belajar Kebudayaan

Oke, sebelum ke daftar kebudayaannya, kita bahas dikit ya, kenapa sih kita harus mengenali kebudayaan daerah kita. Gini, sis, sekarang sudah banyak generasi millennial kita yang lupa akan kebudayaan di daerahnya.

Dan mirisnya, kebudayaan memang sudah mulai jarang sih dikenalkan, sehingga, generasi kita kenalnya ya gadget, game, dan media social. Aduhai, sedih sekali. Maka, agar kebudayaan di tempat kamu nggak punah, ayo belajar kebudayaan lagi.

Kebudayaan Pacitan yang Wajib Kamu Tahu

Kebudayaan Pacitan – Larung Sesaji

Larung Sesaji Kebudayaan Pacitan
@alam.desaku/instagram

Buat yang bukan dari Pacitan pasti bingung, apa sih larung itu. Nah jadi, larung itu sama kayak labuhan ya. Dengan asal kata ‘labuh’. Kalau kita menilik pengertian dari Kamus, maka labuhan artinya membuat ataupun mencampakkan ke air. Pokoknya nggak beda jauh sama kata ‘labuh’ di boso Jowo.

Yang Jawa pasti ngerti ya. Dan ternyata, kebuyaan ini bentuknya adalah upacara adat. Kebudayaan ini sudah menjadi kebiasaan atau ritual turun temurun para petani di Pacitan, khususnya nelayan di Pantai Teleng Ria, yang berada di Kecamatan Pacitan. Kebudayaan ini juga kerap dinamakan dengan Grebeg Suro.

Kenapa sih dinamankan Grebeg Suro. Mungkin ada yang tanya gitu. Jawabannya simple sis, karena pelaksanaannya adalah tanggal 1 Sura. Dan tanggal ini adalah penanggalan Jawa. Buat yang dari luar Jawa pasti bingung. Nggak apa-apa, nikmati kebingunganmu. Karena bingung, tandanya berpikir.

Kalau dikalender Jawa kan tanggal 1 Sura, dan ternyata, kalau kita hitung berdasarakan kalender Hijriyah, tanggal 1 ini tepat dengan tanggal 1 Muharram. Data ini bukan saya yang buat loh ya. Hehehe. Melainkan sudah pernah ada yang melakukan wawancara dengan pihak informan yang sudah ditentukan.

Kebudayaan udah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu loh sis. Dan bagi masyarakat Pacitan, kebudayaan Pacitan satu ini adalah sebuah ungkapan syukur terhadap Tuhan, karena telah melimpahkan rezeki kepada mereka.

Yang kerennya nih, budaya satu ini butuh dana yang gede loh. Jadi, mereka bakalan menyiapkan beberapa perahu, dan setiap satu perhu nantinya akan diisi dengan satu tumpeng, ada nasi uduk dan ingkung juga. Semuanya dihias secantik mungkin pokok e. Nasinya nanti ada yang dibuang ke laut, da nada yang dimakan beramai-ramai oleh masyarakat.

Wah, seru kayaknya.

Kebudayaan Pacitan – Baritan

Kebudayaan Pacitan - Baritan
@trilestariwahyurini/instagram

Kalau ngebahas budaya, pasti nggak bakalan jauh-jauh dari kegiatan yang namanya upacara ya. Termasuk kebudayaan Pacitan. Kadang, ada banyak budaya yang memang tidak kita tahu apa maksudnya secara utuh, tapi paling nggak, ada nilai-nilai baik di sana.

Jadi, Baritan ini merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Pacitan dalam rangka meminta keselamatan kepada Tuhan, baik itu lahir maupun batin, dan meminta dijauhkan dari segala cobaan dan godaan.

Kebudayaan Pacitan satu ini dilakukan dengan menyembelih kambing jantan kendit dengan ayam, yang dianggap sebagai sedekah bumi.

Nah, kalau ingin melihat dan mengikuti budaya ini, kamu bisa ke Pacitan deh, di hari Senin ataupun Kamis yang ada di bulan Suro, bulannya sama kayak yang larung sesaji ya. Kayaknya kebudayaan di Jawa memang banyak menggunakan bulan Suro ya.

Untuk tanggalnya, menyesuaikan dengan perhitungan yang sudah disepakati. Dan acaranya dilaksanakan pada Siang hari. Saat bumi masih panas-panasnya. Kebudayaan Pacitan satu ini ternyata juga menjadi salah satu daya tarik kota Pacitan loh.

So, yuk segera nabung, dan agendakan ke Pacitan untuk menyaksikan sendiri kebudayaan Pacitan ini, plus ikut menyantap hidangan. Beuh, keren nggak tuh.

Kebudayaan Pacitan – Tetaken

Kebudayaan Pacitan - Tetaken
@agoes_hendriyanto/instagram

Kebudayaan Pacitan selanjutnya adalah Tetaken. Tetaken ini kebudayaan dari Desa Mantren, yang ada di Kecamatan Kebinagung. Kebudayana satu ini adalah hasil kreasi masyarakat Pacitan pada masanya. Yang dilatar belakangi dengan sastralisan, tentang cerita rakyat.

Kebudayaan ini memiliki bentuk kegiatan upacara bersih-bersih desa atau yang biasa disebut sebagai sedekah bumi. Proses upacara ini ada tiga ya, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penutup.

Dan dalam prosesnya, kamu juga bakalan ngeliah ada makna simbolis yang menyatakan sebuah rasa syukur kepada Allah. Lagi dan lagi, kebudayaan satu ini juga dilaksanakan pada bulan Suro. Jadi, kalau kamu mau ke Pacitan, bulan Suro aja. Karena ada banyak pelaksanaan kebudayaan yang akan kamu saksikan. Pasti keren banget deh.

Jangkrik Genggong

pacitantribunews.blogspot.com

Kebudayaan Pacitan satu ini punya nama yang keren ya. Nah, kebudayaan ini bisa kamu lihat dan saksikan di Desa Sidomulyo, yang ada di Kecamatan Ngadirojo. Letaknya di pesisir.

Kalau budaya satu ini, dilaksanakan di bulan hari Selasa Kliwon, atau di bulan Dzulka’idah. Nah, gini dong, berani berbeda itu baik. kalau ke tiga kebudayaan Pacitan di atas memakan waktu di bulan Suro, maka kebudayaan ini nggak.

Buat kamu yang suka ke pantai, nggak ada salahnya mengagendakan ke Tempat Pelelangan Ikan di desa Sidomulyo ini. Karena kamu akan menyaksikan sebuah kebudayaan yang luar biasa. Jadi, Jangkrik Genggong ini merupakan sebuah upacara perayaan.

Bagi anak laki-laki, yang menyatakan bahwa mereka sudah dewasa. Wah bayangin deh gimana kerennya budaya-budaya di Negara kita. Bahkan cuman karena sudah dewasa saja ada upacaranya gitu loh.

Kebudayaan Pacitan – Kapak Perimbas

Kebudayaan Pacitan yang terakhir adalah kapak perimbas. Jadi, kebudayana satu ini terbuat dari batu, dengan bentuk yang lonjong, membulat, ataupun lurus. Dan dihasilkan dengan memangkas satu bagian bidang dari bagian ujung.

Manfaat dari kapak perimbas adalah untuk menggali tanah ketika sedang mencari umbi-umbian.

Jangan lupa juga baca artikel saya tentang wisata kuliner Pacitan dan wisata Wonogiri yang tentunya menarik juga untuk kamu baca! 🙂

So, yuk mulai diseriusin belajar budaya dan sejarahnya. Karena bagaimanapun, hari ini adalah bagian penting dari sejarah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top