Pernahkah kalian mendengar atau melihat kalimat bacaan Alhamdulillah ala kulli hal? Mungkin kalian pernah mendengar atau melihat kalimat bacaan tersebut baik secara tertulis maupun secara langsung.
Kebanyakan orang berpendapat bahwa kalimat bacaan tersebut adalah ucapan rasa syukur. Namun, apa sih arti dari kalimat bacaan itu sendiri, dan apakah bisa digunakan sebagai dzikir atau doa?
Simak penjelasan berikut ini.
Contents
Alhamdulillah Ala Kulli Hal Tulisan Arab dan Artinya
Alhamdulillah ala kulli hal artinya adalah “segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan”. Berikut penulisan Arabnya:
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
Alhamdulillah Ala Kulli Hal
Artinya : “Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.”
Alhamdulillah ala kulli hal merupakan sebuah ucapan atau ungkapan rasa syukur seorang hamba kepada Rabbnya, atau sebuah wujud pujian dari seorang hamba kepada Rabbnya yaitu Allah SWT.
Dan ucapan tersebut sering kali digunakan dalam segala keadaan, baik ketika mendapatkan suatu nikmat, atau ketika tertimpa suatu musibah atau bencana.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa di dalam agama Islam, kita sebagai seorang muslim diwajibkan untuk selalu bersyukur serta memuji Allah SWT, baik dalam keadaan senang maupun susah.
Ada sebuah pernyataan dari Hilmatunnida di dalam sebuah buku yang berjudul “Syukur Pintu Menuju Bahagia” yang menuliskan pernyataan dari Aisyah tentang kebiasaan Rasulullah SAW (2018 : 16). Dan isi dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
“Dari Aisyah, kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah mengucapkan Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat. Sedangkan jika beliau menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucapkan Alhamdulillah ala kulli hal.”
Kesimpulan dari pernyataan tersebut adalah, bahwa kalimat bacaan “Alhamdulillah ala kulli hal” bisa kita gunakan ketika menemukan suatu hal yang tidak disenangi, atau ketika kita mengalami sesuatu yang tidak disenangi.
Hadits Tentang Ucapan Alhamdulillah Ala kulli Hal
Dan pernyataan tersebut juga ada dalam kutipan buku yang berujudul “Rihlah Hikmah” karya Muhammad solehan (2020 : 21), pernyataan dari Aisyah radhiallahu’anha dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ حَال أَهْلِ النَّار
Dari Aisyah, ia berkata: “Rasulullah SAW ketika melihat sesuatu yang ia senangi maka ia berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatannya kebaikan-kebaikan bisa sempurna’. Dan ketika ia melihat sesuatu yang ia benci maka ia berkata, ‘Segala puji bagi Allah atas setiap hal. Yaa rabb, aku berlindung kepadamu dari tingkah laku ahli neraka.'”
(HR. Ibnu Majah)
Kutipan dalam buku karya Muhammad solehan (2020 : 21) Allah Maha Adil, tidak ada satupun makhluk yang terzalimi dalam takdir. Allah Maha Tahu, maka tidak ada kesulitan yang akan melampaui batas kemampuan umat-Nya.
Allah SWT berfirman:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya : “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)
Dikutip dari buku ilmu jiwa dalam “Tasawwuf studi komparatif dengan ilmu jiwa kontemporer tulisan dari Amir An-Najjar (2001)”, bersyukur sejatinya bisa kita lakukan melalui tiga cara, sebagai berikut:
- Syukur dengan hati: mengetahui bahwa nikmat-nikmat itu berasal dari Allah SWT.
- Syukur dengan lisan: mengucapkan Alhamdulillah dan memuji-Nya.
- Syukur dengan jasmani: tidak menggunakan setiap anggota badan untuk bermaksiat, melainkan untuk ketaatan kepada-Nya. Termasuk juga mempergunakan apa yang diberikan oleh Allah SWT berupa kenikmatan dunia untuk menambah ketaatan kepada-Nya, bukan untuk kebatilan.
Dengan adanya dalil hadist, serta pendapat-pendapat lainnya. Dengan begitu kalimat bacaan Alhamdulillah ala kulli hal bisa kita pergunakan sebagai dzikir maupun doa. Bahkan bisa kita gunakan dalam tiap-tiap keadaan.
Jadi kalimat bacaan Alhamdulillah ala kulli hal termasuk salah satu bacaan dzikir kepada Allah SWT.
Lalu apa sih manfaat dari dzikir itu sendiri dalam kehidupan kita sebagai muslim. Karena masih banyak dari kita yang belum tau fungsi atau manfaat berdzikir atau memuji kepada Allah SWT.
Untuk lebih mengingatkan kita lagi, berikut sedikit penjelasan tentang kewajiban berdzikir kepada Allah SWT, serta manfaatnya bagi kehidupan kita sebagai muslim.
Baca juga: |
Makna Alhamdulillah ‘Ala Kulli Hal
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa alhamdulillah ala kulli hal merupakan ucapan dizkir yang diucapakan oleh Rasulullah SAW ketika melihat sesuatu yang dibenci atau tidak disenangi.
Ini memberi pemahaman kepada kita bahwa dalam setiap kondisi dan situasi kita harus tetap bersyukur kepada Allah SWT.
Mendekatkan diri kepada Allah dan mengambil hikmah dari setiap hal yang kita lihat dan kita alami. Sikap ini merupakan sikap yang mulia dan menjadi ciri derajat mukmin yang luhur.
Sebab, tidak mudah bagi kita ketika melihat atau mengalami situasi buruk untuk dapat bersabar dan bersukur. Kebanyakan dari kita mudah mengeluh dan lupa pada Allah SWT.
Bahkan tidak jarang dari kita ada yang mengeluarkan kata-kata tidak pantas ketika melihat sesuatu yang tidak kita sukai.
Ketika kita dapat musibah, ketika kita mengalami kejadian buruk, kita harus tetap mengingat Allah. Kita harus senantiasa memuji Allah dalam setiap kondisi dan keadaan.
Sebab hal tersebut akan memberikan kekuatan dan ketenangan pada diri kita. Sehingga dalam setiap kondisi apa pun kita akan senantiasa bersikap dan berfikir positif.
Dan insyallah, segala urusan kita kemudian akan dimudahkan oleh Allah SWT.
Baca juga: |
Penggunaan Ucapan Alhamdulillah ‘Ala Kulli Haal
Di bawah ini beberapa contoh dari kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan kalimat alhamdulillah ala kulli haal ini, yakni sebagai berikut:
Mendapatkan Kabar yang Kurang Baik
Bukan hanya ketika mendapatkan musibah saja, ucapan Alhamdulillah ‘ala kulli haal ini dianjurkan juga diucapkan ketika kita mendengar suatu kabar yang kurang baik.
Contoh ketika ada salah seseorang memberi kabar kepada kita bahwa ladang yang kita miliki dikampung semuanya habis dilahap sijago merah, dalam kondisi seperti ini Islam sangat melarang mengeluh, apalagi sampai mengutuk kondisi tersebut.
Solusinya kita diwajibkan agar selalu bersabar sambil diiringi dengan ucapan dari dalam hati “Alhamdulillah ‘ala kulli haal”
Mendapatkan Musibah
Dalam menggunakan kalimat alhamdulillah ‘ala kulli haal sangat dianjurkan diucapkan ketika mendapatkan musibah, hal ini sesuai dengan hadits yang riwayatkan dari Ibnu Majah berikut:
Dari Aisyah RA, Rasulullah Saw menjelaskan pada saat beliau mendapatkan atau melihat pada sesuatu yang tidak dia sukai, maka beliau akan mengucapkan “alhamdulillah ‘ala kulli haal”
Kemudian pada saat beliau mendapatkan sesuatu yang tidak beliau sukai, maka beliau akan ucapkan
“Alhamdulillah ‘ala kulli hal (Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan)“ [HR. Ibnu Majah].
Ketika Sedang Bersin
Kemudian ucapan Alhamdulillah ‘ala kulli haal juga bisa kita ucapkan ketika bersin. Sesuai hadist yang disampaikan oleh Thabarani dan Bukhari:
Apabila seorang di antara kalian bersin maka hendaklah kalian membaca, ‘Alhamdulillah ‘ala kulli haal,’dan kemudian hendaklah yang berada disampingnya mengucapkan, ‘Yahdiikumullah wa yuslih baalakum,‘ (HR. Thabarani dan Bukhari)
Dalam Keadaan Sakit, Kesal, atau Sedih
Dalam hal ini mengacu terhadap semua kondisi yang sangat sering dialami oleh manusia pada umumnya, sangat dianjurkan agar kita dapat mengucapkan kalimat alhamdulillah ‘ala kulli haal. misalnya seperti sedang kesal, sedih, sakit.
Seperti terdapat dalam sebuah riwayat, yang mana Rasululloh S.A.W bersabda:
“Sesungguhnya balasan terbesar ialah berasal dari ujian yang terberat. Apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan suatu cobaan terhadap mereka.
Maka Barangsiapa ridha, maka Allah pun akan ridha. Dan barangsiapa murka, maka baginya murka Allah.” (HR. Tirmidzi)
Manfaat Berdzikir Atau Memuji Allah SWT
Dzikir itu sendiri artinya adalah kegiatan yang dilakukan dengan lisan (menyebut/mengucapkan) dan iringi dengan hati (menghayati/mengingat). Yang dimaksud disini yang diingat adalah Allah SWT dan ucapan yang dikeluarkan adalah kata-kata pujian untuk Allah SWT.
Dengan kata lain, dzikir adalah mengingat serta memuji Allah SWT, dengan kalimat-kalimat yang mengagungkan Allah SWT. Seperti,kalimat tahmid, tasbih, takbir, tahlil, dan lain sebagainya.
Dzikir termasuk salah satu ibadah yang mudah untuk dilakukan dan salah satu kewajiban kita sebagai muslim. Dzikir juga termasuk bagian dari doa kepada Allah SWT, dan akan mendapatkan pahala bagi orang yang melakukannya.
Bukan hanya nasehat atau anjuran dari para ulama atau guru-guru kita sekalian, banyak juga dalil-dalil yang sudah menjelaskan tentang perintah serta keutamaan untuk selalu berdzikir kepada Allah SWT. Baik itu dalam Al-Qur’an atau pun hadist-hadist lainnya.
Berikut beberapa dalil tentang perintah serta keutamaan berdzikir kepada Allah SWT :
- Surat Al-Ahzab ayat 41-42
(42) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab : 41-42)
- Surat An-Nisa ayat 103
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa : 103)
- Surat Al-Hijr ayat 98
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِّنَ السَّاجِدِيْنَۙ
“maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (salat)” (QS. Al-Hijr : 98)
- Al-Munafiqun ayat 9
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Munafiqun : 9)
Lalu apa saja manfaat dzikir tersebut bagi diri kita. Berikut manfaat dzikir berdasarkan dalilnya :
Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadist:
“Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Raja-mu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak, Para Sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi.” (HR. At-Tirmidzi no. 3377)
Memberikan Ketentraman
Seperti Firman Allah SWT dalam surat Ar-Rad ayat 28:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Rad : 28)
Penghapus Atau Pengugur Dosa
Seperti yang dijelaskan dalam Shahih Al-Jaami sebagai berikut:
Mu adh Ibn Jabal ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Anak Adam tidak pernah melakukan perbuatan yang membawa jaminan keselamatan kepadanya, dari hukuman Allah lebih dari mengingat Allah SWT.” (Shahih Al-Jaami. 5633)
Dijanjikan Surga
Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadist:
Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni surga.
Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari (7/150, no. 6306).
Dilancarkan Rezeki
Firman Allah SWT dalam surat Al-jumu’ah ayat 10:
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah : 10)
Diberikan Perlindungan Allah SWT
Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadist:
“Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini di sore hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan mendapat bahaya racun di malam tersebut.” (HR. Ahmad 2/290)
Dilimpahkannya Kebaikan
Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadist:
“Rasulullah SAW bersabda, Tiada suatu kaum yang duduk sambil berdzikir kepada Allah melainkan mereka akan dikelilingi oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat dan Allah akan mengingat mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya”. (HR. Bukhari)
Dalam hadist lain:
“Tiada suatu kaum yang berkumpul sambil mengingat Allah dimana dengan perbuatan itu mereka tidak menginginkan apa pun selain diri-Nya, melainkan penghuni langit akan berseru kepada mereka, Bangkitlah, kalian telah diampuni. Keburukan-keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan-kebaikan.” (HR. Ahmad)
Sebuah ilustrasi yang dikemukakan oleh Imam Ghazali adalah seperti ini, Ada seseorang bertanya, Ia sudah lenyap, lalu bagaimana perbuatan dzikir kepada Allah masih tetap kekal bersamanya?
Mendapatkan Kebahagian Setelah Wafat
Imam Al-Ghazali mengemukakan sebuah ilustrasi yang seperti berikut:
“Ada seseorang bertanya. Ia sudah lenyap, lalu bagaimana perbuatan dzikir kepada Allah masih tetap kekal bersamanya?
Setelah itu, Imam Al Ghazali pun menjelaskan keutamaan dari dzikir. Sebenarnya ia tidak benar-benar lenyap, yang juga melenyapkan amalan dzikir. Ia hanya lenyap dari dunia dan alam syahadah, bukan dari alam malakut.”
Tentang hal tersebut juga dijelaskan di dalam Al-Qur’an pada surat Ali-Imran ayat 169 dan 170. Menjelaskan tentang orang-orang yang mati di jalan Allah atau karena ibadah kepada Allah SWT, sebenarnya mereka itu hidup di sisi Allah SWT.
Baca juga: |
Kesimpulan
Kalimat bacaan Alhamdulillah ala kulli hal ( Arab, الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ), artinya adalah “Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.”
Bisa kita gunakan sebagai bacaan dizkir dalam setiap keadaan, atau jika kita ingin mengikuti seperti yang Rasulullah SAW lakukan. Dalam keadaan senang atau ketika mendapatkan suatu nikmat, kita bisa menggunaka dzikir seperti berikut :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Artinya : “Segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatannya kebaikan-kebaikan bisa sempurna.”
Dan jika dalam keadaan susah, atau mengalami atau melihat sesuatu yang dibenci. Nah, kita bisa menggunakan bacaan dzikir Alhamdulillah ala kulli hal.
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
Artinya : “Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.”
Hal tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam sebuah hadist:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ حَال أَهْلِ النَّار
Dari Aisyah, ia berkata: “Rasulullah SAW ketika melihat sesuatu yang ia senangi maka ia berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatannya kebaikan-kebaikan bisa sempurna’. Dan ketika ia melihat sesuatu yang ia benci maka ia berkata, ‘Segala puji bagi Allah atas setiap hal. Yaa rabb, aku berlindung kepadamu dari tingkah laku ahli neraka.'”
(HR. Ibnu Majah)
Itulah sedikit penjelasan tentang kalimat bacaan Alhamdulillah ala kulli hal pada artikel kali ini. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian pada artikel kali ini, baik dalam perkataan maupun dalam penyampaian dalilnya.
Wallahu’alam Bishawab.
Pingback: √ Arti Yaumul Jaza Penjelasan Dalil Hari Pembalasan