Sebagai manusia, kita kerap merasakan adanya kenaikan dan penurunan iman. Maka dalam menghadapinya, Rasulullah menuntun kita agar membaca doa Ya Muqollibal Qulub.
Hati kita yang sulit dikendalikan, perasaan yang tidak menentu, tentu selalu berharap segalanya akan baik-baik saja. Sayangnya, kehidupan kadang tak sesuai dengan keinginan kita.
Permasalahan akan terus datang, cobaan terus menghampiri, badai menggerogoti iman. Maka ketika kenyataan tak sesuai dengan harapan, Rasulullah telah mengajarkan kita bagaimana menyikapinya.
Contents
Arti/Makna Ya Muqollibal Qulub
Kamu tentu pernah mendengar kalimat Ya Muqollibal Qulub kan? Nah, kalimat luar biasa ini bukanlah kalimat biasa. Melainkan sebuah doa untuk meminta ketetapan hati kepada Allah.
Ketetapan hati atas apa? Ya apalagi kalau bukan atas keimanan. Tatkala kamu tengah resah, gunda, gelisah, khawatir, dan perasaan tidak enak lainnya, cobalah untuk melafadzkan doa ini.
Karena pada hakikatnya, kita perlu penguat. Dan penguat manusia yang lemah adalah doa. Dengan membaca doa ini, maka hati akan tenang. Kita akan senantiasa merasa berada dekat dengan Allah.
Hati manusia sangat rawan berubah. Kadang ia kuat dan tegar, namun kadang pula gelap, lemah, dan juga keras sampai-sampai sulit dalam menerima kebenaran yang ada.
Dan hal ini menjadi salah satu alasan mengapa keimanan seorang manusia naik turun. Sebagaimana ungkapan dari sahabat Rasulullah, Abu al-Darda’ Uwaimir al-Anshari.
Beliau mengatakan:
الإِيْمِانُ يَزْدَادُ وَ يَنْقُصُ
Al-īmȃnu yazdȃdu wa yanqush. Yang berarti iman itu naik dan turun.
Maka ketika kamu tengah merasa kufur atau lemah, tentu hal ini adalah sesuatu yang biasa, atau bahkan wajar. Namun, kamu tetap tidak membiarkannya ya.
Kamu harus berupaya dalam menepis dan juga menghilangkannya. Dalam menaikkan kadar keimanan, kamu bisa meningkatkan ketaatan, yakni dengan melaksanakan perintah-perintah Nya, dan dengan menjauhi larangan-larangan Nya.
Karena keimanan akan meningkat ketika kamu penuhi dengan ketaatan, sementara akan turun ketika kamu berbuat maksiat. Sehingga, apapun bentuk maksiatnya, wajib untuk kita perangi.
Ungkapan ya muqollibal qulub sejatinya hanyalah sepenggal doa. Karena ada versi lengkapnya loh. Sehingga, akan jauh lebih afdhal ketika kamu baca yang versi lengkapnya.
Dan versi lengkap inilah yang sering dibaca oleh Rasulullah. Gimana bunyinya?
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Yȃ muqalliba al-qulūb, tsabbit qalbī ‘alaȃ dīnika
Artinya, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati. Teguhkanlah hariku di atas agama Mu.
Doa ini memang hanya satu kalimat. Tapi makna yang terkandung di dalamnya tuh luar biasa. Kata Dzat yang membolak-balikkan pada hadis di atas mengacu kepada Allah.
Karena hanya Allah sajalah yang mempunyai kekuasaan terhadap segala sesuatu yang ada di bumi ini. Termasuk hati manusia. Allah bisa saja dengan mudah membuat hati kita berbola-balik. Ia kan?
Maka, karena itulah kita perlu meminta, perlu berdoa, memohon kepada Nya, supaya hari kita senantiasa dilembutkan oleh Nya dengan keimanan.
Agar istiqamah di dalam jalan Nya, menjalankan syariat Nya, dan menjauhi larangan Nya. Selain untuk mendoakan diri sendiri, ya muqollibal qulub ini juga kerap dilafadzkan dengan maksud agar seseorang bisa dilembutkan pula hati Nya oleh Allah.
Supaya bisa menerima segala kebaikan yang sampai kepada dirinya. Maka, makna terdalam dari doa ini adalah meminta ketetapan hati dan memasrahkan apapun yang akan terjadi kepada Nya.
Baik itu perkara pekerjaan, rumah tangga, anak, karir, hingga jodoh. Karena segalanya telah tertulis jauh sebelum kita terlahir ke bumi.
Al-īmȃnu yazdȃdu wa yanqush. Yang berarti iman itu naik dan turun.
Baca juga: |
Riwayat Hadits
Setiap hadis mempunyai yang namanya sanad ya. Dan di dalam sanad terdapat banyak perawi atau periwayat hadis.
Dan syarat hadis adalah harus ada sanadnya. Kalau nggak ada sanadnya ya bukan hadis namanya. Selain itu, sanad hadis juga harus sampai kepada Rasulullah.
Nah, di hadis ini, kita akan menemukan riwayat. Salah satu riwayat hadis ya muqollibal qulub ini diriwayatkan oleh Ummu Salamah. Ummu Salamah adalah salah satu istri Rasulullah ya.
Di mana, Ummu Salamah berkata, bahwa Rasulullah bersabda, kalau Rasulullah itu senantiasa melafadzkan doa:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Yȃ muqalliba al-qulūb, tsabbit qalbī ‘alȃ dīnika
Artinya, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati. Teguhkanlah hariku di atas agama Mu.
Hadis ini bisa kita temukan di dalam kitab Imam Tirmidzi, Hakim, dan Ahmad. Di dalam kita Tirmidzi, hadis ini ada pada nomor 2.066 dan 3.444.
Dalam hadis ini Rasulullah menjelasakan, bahwasanya tidak ada satupun manusia yang luput dari kekuasan Nya. Dan Allah yang maha membolak-balikkan hati.
Sehingga, di dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi, tepatnya pada nomor 3.444 ini akan ditemukan pula doa yang dibacakan oleh Mu’adz, salah satu sahabat Rasulullah.
Doa tersebut berbunyi:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
Rabbnȃ lȃ tuzi’ qulūbanȃ ba’da idzhadaitanȃ
Artinya, Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami ini condong terhadap kesesatan setelah Engkau berikan kepada kamu petunjuk.
Doa meminta keteguhan iamn ini juga terdapat di dalam kitab Ibnu Majah, pada nomor hadis 3824. Ada di dalam bab doa.
Kedua doa ini menjadi doa yang sangat populer di masyarakat. Dan saya yakin, kamu pasti telah menghafal keduanya. Ia kan?
Jika belum, cobalah untuk menghafalkannya, lalu mengamalkannya.
Baca juga: |
Kisah di Balik Hadits Ya Muqollibal Qulub
Ketika mempelajari hadis, kamu akan menemukan satu cabang ilmu. Namanya adalah ‘Ilmu asbab al-Qurud atau asbabul qurud’.
Pada bidang ilmu ini, kamu akan mempelajari latar belakang mengapa hadis itu diturunkan. Kalau dalam ilmu al-Quran, asbabul wurud ini sama dengan asbabun nuzul ya.
Kenapa harus ada ilmu ini? Karena ternyata, ketika menilai sebuah hadis, kita perlu mengetahui mengapa hadis tersebut diturunkan.
Dan menariknya, kamu tidak hanya mempelajari asbabul wurud ketika belajar ilmu ini secara khusus, melainkan bisa pula kamu dapatkan ketika belajar ilmu hadis. Atau bahkan, kamu bisa mengetahui latar belakang adanya hadis di berbagai kitab.
Kira-kira, mengapa Rasulullah berdoa seperti ini? Apakah ada yang melatar belakanginya? Hal ini masih berkaitan dengan Ummu Salamah, istri beliau ya.
Syahr bin Hawsyab menyatakan, bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah. Pertanyaannya adalah:
يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ مَا كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا كَانَ عِنْدَكِ
Yȃ ummu al-mukminīna mȃ kȃna aktsaru du’ȃi rasūlullȃh shallallȃhu ‘alaihi wasallam, idzȃ kȃna ‘indaki.
Artinya, duhai ummul mu’minin, apakah doa yang sering kali dibaca oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ia ada di sisimu?
Maka Ummu Salamah berkata:
كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ « يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ ».
Kȃna aktsaru du’ȃihi yȃ muqalliba al-qulūb, tsabbit qalbī ‘alȃ dīnika.
Doa yang sering kali dibacakan oleh Rasulullah adalah yȃ muqalliba al-qulūb, tsabbit qalbī ‘alȃ dī nika. (Artinya, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati. Teguhkanlah hariku di atas agama Mu)
Baca juga: |
Ummu Salamah sendiri pernah menanyakannya kepada Rasulullah. Ia berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Yȃ rasūlullȃh mȃ laaktsari du’ȃika yȃ muqalliba al-qulūbi tsabbit qalbī ‘alȃ dīnika
Duhai Rasulullah, mengapa engkau lebih banyak atau lebih sering membaca doa yȃ muqalliba al-qulūb tsabbit qalbī ‘alȃ dī nika? (Artinya, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati. Teguhkanlah hariku di atas agama Mu).
Kemudian Rasulullah menjawab:
يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ
Yȃ ummu salamah innahu laisa ȃdamiyy illȃ wa qalbuhu baina ushbu’aini min ashȃbi’i llȃhi fa man syȃa aqȃma wa man syȃa azȃgha.
Ya ummu salamah, hati manusia selalu berada di antara jemari Allah. Maka, siapapun yang Allah kehendaki, maka Allah akan memberikan keteguhan iman. Namun siapa yang tidak dikendaki Nya, maka Allah bisa saja menyesatkannya.
Lalu Mu’adz membaca al-Quran surah ali-Imran ayat 8.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
Rabbnȃ lȃ tuzi’ qulūbanȃ ba’da idzhadaitanȃ
Artinya, Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami ini condong terhadap kesesatan setelah Engkau berikan kepada kamu petunjuk.
Baca juga: |
Hadits Ya Muqollibal Qulub Versi Lengkap dengan Sanad
Riwayat Mu’adz
حَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ مُعَاذٍ عَنْ أَبِي كَعْبٍ صَاحِبِ الْحَرِيرِ حَدَّثَنِي شَهْرُ بْنُ حَوْشَبٍ قَالَ قُلْتُ لِأُمِّ سَلَمَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ مَا كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَكْثَرَ دُعَاءَكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَ يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلَّا وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ فَتَلَا مُعَاذٌ { رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا } وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ وَالنَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ وَأَنَسٍ وَجَابِرٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَنُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
Haddatsanȃ Abū Mūsȃ al-Anshȃriy ḥaddatsanȃ Mu’ȃdz ibn Mu’ȃdz ‘an Ka’b shȃḥibi al-ḥarīr ḥaddatsanī Syahr ibn Husyaib qȃla qultu liummu Salamah Yȃ ummu al-mukminīna mȃ kȃna aktsaru du’ȃi rasūlullȃh shallallȃhu ‘alaihi wasallam, idzȃ kȃna ‘indaki. Qȃlat Kȃna aktsaru du’ȃihi yȃ muqalliba al-qulūb, tsabbit qalbī ‘alȃ dīnika. Faqalat yȃ rasūlullȃh mȃ laaktsari du’ȃika yȃ muqalliba al-qulūbi tsabbit qalbī ‘alȃ dīnika. Qȃla Yȃ ummu salamah innahu laisa ȃdamiyy illȃ wa qalbuhu baina ushbu’aini min ashȃbi’i llȃhi fa man syȃa aqȃma wa man syȃa azȃgha fatalan mu’ȃdz. Rabbanȃ lȃ tuzig qulūbanȃ ba’da idzhadaitanȃ, wa fī a;-bȃbi ‘an ‘ȃisyah wa al-nawȃsi ibn samȃni wa anasin wa jȃbirin wa ‘Abdullȃh bin ‘Amr wa Nu’aim ibn Hammȃr qȃla Abū ‘Isa wa hadzȃ ḥadītsyb ḥasanun.
Artinya: Telah menceritakan kepada kamu Abū Mūsa al-Anshȃriy, telah menceritakan kepada kami Mu’ȃdz bin Mu’ȃdz dari Abū Ka’b, sang pemilik sutra. Dia menceritakan kepadaku, Syahr bin Hausyab, dengan berkata, aku katakan kepada Ummu Salamah, duhai ummul mu’minin, apakah doa yang sering kali dibaca oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ia ada di sisimu? Ummu Salamah kemudian berkata Doa yang sering kali dibacakan oleh Rasulullah adalah yȃ muqalliba al-qulūb, tsabbit qalbī ‘alȃ dī nika. (Artinya, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati. Teguhkanlah hariku di atas agama Mu) Ummu Salamah kemudian bertanya kepada Rasulullah, Duhai Rasulullah, mengapa engkau lebih banyak atau lebih sering membaca doa yȃ muqalliba al-qulūb tsabbit qalbī ‘alȃ dī nika? (Artinya, wahai Dzat yang membolak-balikkan hati. Teguhkanlah hariku di atas agama Mu). Lalu Rasulullah menjawab, Ya ummu salamah, hati manusia selalu berada di antara jemari Allah. Maka, siapapun yang Allah kehendaki, maka Allah akan memberikan keteguhan iman. Namun siapa yang tidak dikendaki Nya, maka Allah bisa saja menyesatkannya. Kemudian Mu’adz berdoa, Rabbnȃ lȃ tuzi’ qulūbanȃ ba’da idzhadaitanȃ (Artinya, Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami ini condong terhadap kesesatan setelah Engkau berikan kepada kamu petunjuk). Dan di dalam bab tersebut, sudah ada juga riwayat ‘Aisyah, al-Nawwas bin Sam’an, Anas, Jabir, ‘Abdullah bin ‘Amr, Nu’aim bin Hammam. Abu Isa mengomentari, bahwa hadis ini adalah hasan.
Doa yang sering kali dibacakan oleh Rasulullah adalah yȃ muqalliba al-qulūb, tsabbit qalbī ‘alȃ dī nika.
Riwayat ‘abd al-Shamad dan ‘Affan
حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ وَعَفَّانُ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أُمِّ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ وَطَاعَتِكَ فَقِيلَ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ عَفَّانُ فَقَالَتْ لَهُ عَائِشَةُ إِنَّكَ تُكْثِرُ أَنْ تَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ وَطَاعَتِكَ قَالَ وَمَا يُؤْمِنُنِي وَإِنَّمَا قُلُوبُ الْعِبَادِ بَيْنَ أُصْبُعَيْ الرَّحْمَنِ إِنَّهُ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُقَلِّبَ قَلْبَ عَبْدٍ قَلَّبَهُ قَالَ عَفَّانُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Haddatsanȃ ‘abd al-Shamad wa ‘affȃnun qȃlȃ ḥaddatsanȃ ḥammȃdu ibn Salamah qȃla ḥaddatsanȃ ‘Aliy ibn Zaid ‘an Umm Muḥammad ‘an ‘Aisyah ann Rasūlullȃh shallallȃhu ‘alaihi wasallamn kȃna yuktsiru an yaqūla yȃ muqalliba al-qulūbi tsabbit qalbī ‘alȃ dīnika wa thȃ’atika fa qīla lahu yȃ rasūlullȃh qȃla ‘affȃnu faqȃlat lahu ‘Aisyah innaka tuktsiru an taqūla yȃ muqalliba al-qulūbu a;=’ibȃdi baina ashbu’aini min al-raḥmani innahu idzȃ arȃda an yuqalliba qalba ‘abdin qalbahu qȃla ‘Affȃnu baina ashbu’aini min ashȃbi’I Allȃh ‘azza wajalla.
Telah menceritakan kepada kami ‘Abd al-Shamad dan ‘Affan, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kamu ḥammȃd bin Slamah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kamu ‘Alī bin Zaid dari Ummi Muḥammad dari ‘Aisyah, bahwasanya Rasulullah saw. Memperbanyak doa, ya muqollibal qulub tsabbit qalbi ‘ala dinika. Kemudian ditanya kepada beliau, Ya Rasulullah, ‘Affan sudah berkata, bahwa ‘Aisyah telah berkata, sesungguhnya engkau memperbanyak doa ya muqollibal qulub. Lalu Rasulullah berkata, hati manusia selalu berada di antara jemari Allah. Maka, siapapun yang Allah kehendaki, maka Allah akan memberikan keteguhan iman. Namun siapa yang tidak dikendaki Nya, maka Allah bisa saja menyesatkannya. ‘Affan meriwayatkan, di antara 2 jari jemari Allah ‘Azza Wajalla.
Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad nomor 24938.
Baca juga: |
Manfaat Membaca Doa
Sebagai seorang hamba, kita perlu membaca doa. Memohon kepada Nya. Karena dengan doa-doa, segala kehidupan kita akan diberikan kelancaran oleh Nya.
Bahkan, Allah sendiri yang telah memerintahkan kita untuk berdoa. Ia kan? Dan perintah berdoa tersebut diiringi dengan janji Allah, yakni akan mengabulkan Nya.
Perkata ‘cepat lambat’ nya doa terkabul tentu hanya Allah yang tahu. Sebab yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Nya. Atau sebaliknya. Maka, segala doa yang telah kita langitkan akan terkabul ketika Allah merasa ini adalah waktu yang tepat.
Oke, dengan berdoa, apa yang akan kita dapatkan? Tentu, ada banyak hal yang akan kita dapatkan. Sederhananya, berikut adalah beberapa manfaat membaca doa.
- Keimanan Meningkat
Manfaat membaca doa yang pertama adalah keimanan pasti akan meningkat. Dengan berdoa, itu artinya kita mempercayai dan yakin kepada Allah.
- Mendapatkan Ketenangan Hati
Begitu selesai berdoa, hati akan terasa lebih tenang. Karena yakin, bahwa Allah pasti akan mendengar dan mengabulkannya.
- Semakin Dekat dengan-Nya
Dengan berdoa, itu artinya kita menyadari betul, bahwa kita adalah hamba yang sangat lemah. Sehingga kita membutuhkan Allah dalam menjalani setiap kehidupan ini.
Semakin kita menyadari kelemahan kita, maka akan semakin sering kita berdoa. Dan akhirnya akan mengantarkan pada kedekatan kepada Nya.
Sekian, semoga bermanfaat. Wallahua’lam bish shawab.
Baca juga: |