Adzan merupakan pertanda, bahwa waktu shalat telah masuk. Dan ia akan dikumandangkan di tiap-tiap masuknya shalat fardu oleh muadzin. Ketika akan mengumandangkan adzan, ada baiknya jika muadzin membaca doa sebelum adzan terlebih dahulu.
Adzan akan selalu diiringi dengan iqamah, sebagai pertanda bahwa shalat akan segera dilaksanakan. Maka, sebagai seorang lelaki, ada baiknya jika kamu mengetahui dan memahami doa sebelum adzan ya. Karena ada banyak kesempatan untuk mengumandangkan adzan bagi tiap laki-laki.
Kalau perempuan mah, cukup mempelajarinya saja, sebab sampai kapanpun memang ia hanya akan menjadi pendengar lantunan adzan.
Sebelum kita membahas seputar doa sebelum adzan, kayaknya akan lebih baik kalau kita mengulas sedikit tentang sejarah adzan ya. Jadi, adzan itu ada sejarahnya loh.
Contents
Sejarah Adzan
Dia suatu hari, tepatnya ketika tahun ke 2 hijriah, Rasulullah mengadakan musyawarah dengan cara mengumpulkan seluruh sahabat-sahabatnya.
Dalam musyawarah tersebut, dibahas mengenai seperti apakah atau bagaimana agar seluruh umat muslim mengetahui bahwa waktu shalat telah masuk.
Tentu, yang namanya musyawarah pasti akan menghasilkan berbagai pendapat. Karena tiap kepala pasti beda isi. Sama halnya dengan musyawarah yang dilaksanakan oleh Rasulullah dengan sahabatnya.
Di dalamnya, terdapat beberapa pendapat atau usul. Pertama, ada sahabat yang mengusulkan agar waktu shalat ditandai dengan api. Di mana, tatkala waktu shalat tiba, maka api tadi akan dinyalakan di lokasi yang cukup tinggi.
Hal ini agar semua orang dapat melihatnya. Atau, ya paling tidak masyarakat bisa melihat adanya asap. Bahkan yang lokasinya jauh pun bisa melihat asapnya. Dan bersegera menjalankan shalat.
Kedua, usulan untuk mengibarkan bendera. Ketika waktunya tiba, maka bendera akan dikibarkan. Dan orang-orang yang melihatnya akan tahu, bahwa waktu shalat telah masuk. Ketiga, pendapat untuk meniup terompet. Layaknya orang Yahudi.
Atau bahkan, ada pula yang berpendapat dengan membunyikan lonceng. Sama seperti yang dilaksanakan oleh pemeluk Nasrani.
Dan seluruhnya ditolak oleh Rasulullah. Rasulullah kemudian mengganti lafadz dengan seruan asshalȃtu jȃmi’ah, yang berarti marilah mendirikan shalat secara berjamaah.
Baca juga: |
Musyawarah Asal Usul Adzan
Kemudian, datanglah usulan dari sahabat Rasulullah, si Singa Padang Pasir. Siapa lagi kalau bukan Umar bin Khattab. Beliau mengusulkan, bahwa adzan bisa dikumandangkan dengan menunjuk satu orang.
Di mana, orang inilah yang akan mengumandangkan adzan tiap waktu shalat masuk.
Lalu, saran dari Umarlah yang diterima oleh Rasulullah dan seluruh peserta musyawarah saat itu. So, adzan yang selama ini dikumandangkan oleh muadzin punya sejarah yang luar biasa ya. MasyaAllah.
Pada permulaan tahun 622 M, Abū Dawud bercerita, bahwasanya Abdullȃh bin Zaid pernah berkata, ‘Tatkala umat muslim bermusyawarah tentang cara memanggil orang untuk shalat, maka di suatu malam aku pernah bermimpi.
Ketika itu, aku mendapati seorang yang tengah membawa lonceng. Kudekati dan kutanya padanya.
Apakah ia akan menjual lonceng tersebut? Apabila ia menjualnya, maka aku mengatakan, bahwa aku bersedia untuk membelinya
Orang tadi justru bertanya, untuk apa loncengnya? Dan aku mengatakan, bahwa dengan lonceng ini, kami bisa memanggil seluruh umat mulism untuk melaksanakan shalat.
Orang tersebut lantas bertanya dan berkata:
“Maukah engkau aku ajari cara terbaik? Dijawab, ya. Kemudian dia berkata dengan menggunakan suara yang sangat lantang.
Allȃhu akbar, Allȃhu akbar, Allȃhu akbar.
Asyhadu an-lȃ ilȃha illallȃh
Asyhadu an-lȃ ilȃha illallȃh
Asyhadu anna Muḥammada Rasūlullȃh
Asyhadu anna Muḥammada Rasūlullȃh
ḥayya ‘alaȃ al-shalȃh
ḥayya ‘alaȃ al-shalȃh
ḥayya ‘ala al-falȃḥ
ḥayya ‘ala al-falȃḥ
Allȃhu akbar, Allȃhu akbar, Allȃhu akbar.
Lȃ ilȃha illȃllȃh
Maka esok harinya ketik bangun, aku memutuskan untuk menemui Rasulullah, lalu menceritakan semua isi mimpiku. Kemudian beliau berkata, “Sebenarnya, mimpi tersebut adalah nyata.
Berdirilah kamu di sampingnya Bilal, dan ajarkanlah ia bagaimana kalimat yang telah diajarkan kepadamu. Bilal meski mengumandangkannya, karena ia mempunyai suara yang sangat lantang.”
Akupun mengajarkan bilal. Dan ternyata, mimpi yang sama juga dialami oleh Umar. Sebab Umar juga telah menceritakannya kepada Rasulullah.
Baca juga: |
Doa Sebelum Adzan
Berikut ini adalah doa sebelum adzan yang meski dipahami oleh muadzin. Sebab sebaik-baiknya muadzin ialah ia yang membaca doa dahulu sebelum mengumandangkan adzan.
Dan setiap orang pasti berharap bisa menjadi muadzin yang baik kan? Jika ‘ya’, maka perhatikan doa sebelum adzan berikut:
سُبْحَانَ اللّـهِ وَالْحَمْدُ لِلّهِ وَلآ اِلهَ اِلَّا اللّهُ وَاللّهُ اكْبَر, وَلآ حَوْلَ وَلآ قٌوّةَ اِلّا بِآللّهِ العَلِئىُّ العَظِيْمِ, اللهُمَّ صَلّ وسَلِمْ عَلى سَيِدِنَا مُحَمَّدٍ اللّهُ يَا كَرِيْمُ.
Subḥȃnallȃh, wa al-ḥamdulillȃh, wallahuakbar. Wa lȃ ḥaula walȃ quwwata illȃ billȃhil ‘aliyyi al-‘adzhim. Allȃhumma shalli wasallim ‘alȃ sayyidina muḥammadillȃhu yȃ karīm.
Artinya: “Maha suci Allah, segala puji hanya bagi Nya, dan tidak ada illah selain Nya. Dia yang maha besar, dan tiada daya dan upaya melainkan pertolongan dari Nya. Ya Allah, limpahkanlah kasih dan sayang Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad yang pemurah.”
So, adzan adalah sebuah peristiwa yang luar biasa. Karena ketika ia dikumandangkan, maka yang mendengarkannya bukan hanya sebatas manusia saja.
Melainkan juga seluruh alam, seluruh makhlum hidup. Dan di dalamnya, terdapat pelajaran hidup yang sangat dahsyat, ada doa luar biasa.
Dan siapapun yang mengumandangkannya, maka ia pasti akan memperoleh sesuatu yang luar biasa. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis riwayat Ahmad.
Orang yang mengumandangkan adzan akan diampukan dosa-dosanya, hingga adzan usai dikumandangkan. Dan segala benda yang basah ataupun kering akan memintakan ampunan baginya.
Begitu kamu sudah selesai membaca kalimat atau doa sebelum adzan di atas, maka kamu bisa langsug mengumandangkan adzan tanpa ragu-ragu.
Dan jika kamu adalah pendengar adzan, maka hendalkan langsung bergegas menuju masjid ataupun mushalla untuk menunaikan shalat secara berjamaah. Sebab adzan adalah panggilan, sekaligus pengingat bagi kita.
Baca juga: |
Doa Sesudah Adzan
Nah, begitu selesai adzan, ada doanya juga loh. Saya yakin, banyak di antara kamu yang lebih familiar dengan doa setelah atau sesudah adzan dibandingkan dengan doa sebelum adzan kan?
Ya karena doa setelah adzan ini sering banget kita dengar. Bahkan, di televisi juga suka dibacakan kan? Agar makin hafal, berikut adalah doa setelah adzan yang bisa kamu baca usai melantunkannya,
berdoa dengan doa di bawah ini:
اللّٰهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَـامُحَمـَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَالدَّرَجَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا المَحْمُودًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Allȃhumma rabb hȃdzihi al-da’wati al-tȃmmȃti wa al-shalȃti al-qȃimah, ȃti sayyidanȃ muḥammadani al-washīlata wa al-fadhīah, wa al-darajata al-‘ȃliyata al-rafīah, wab’asthu maqȃma al-mahmūda alladzī wa’adtah, innaka lȃ tukhlifu al-mī’ȃd.
Yang artinya: “Wahai Allah, Pemilik panggilan adzan ini (panggilan yang sempurna), dan shalat wajib yang dirikan. Berikanlah washilah (derajat di surga), dan keutamaan, kepada Rasulullah. Dan bangkitkanlah Ia agar bisa menempati kedudukan terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya, Engkau tidak akan menyalahi janji, duhai Dzat yang maha penyayang.”
Di dalam kitab Asna al-Mathalib, sebuah maha karya dari Imam Zakariya al-Anshȃri, terbitan dari Dar al-Kutrub al-Islami tahun 2002, dan terdapat di dalam juz 2, tepatnya di halaman 456, disebutkan,
Jika adzan telah selesai, maka sangat disunnahkan bagi muadzin dan juga yang mendengarkan adzan untuk melantunkan shalawat. Untuk shalawat yang afdhalnya adalah shalawat Ibrahimiyah.
اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْت عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muḥammad wa ‘alâ `âli sayyidinâ Muḥammad kamâ shallaita ‘alâ sayyidinâ Ibrâhîm, wa ‘alâ `âli sayyidinâ Ibrâhim, wa bârik ‘alâ sayyidinâ Muḥammad wa ‘alâ `âli sayyidinâ Muḥammad kamâ bârakta ‘alâ sayyidinâ Ibrâhim, wa ‘alâ `âli sayyidinâ Ibrâhîm, innaKa Hamîdun Majîdun“
Artinya: “Wahai Allah, berikanlah rahmat Mu kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sebagaimana Engkau telah merahmati Nabi Ibrahim dengan keluarganya, dan berkatilah Nabi Muhammad dan keluarganya, seperti Engka memberkati Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Sesungguhnya, Engka Maha Terpuji lagi Maha Agung.”
Setelah membaca shalawat ini, bisa dilanjutjan membaca doa setelah adzan, sebagaimana yang sudah disebutkan di atas.
Nah, di dalam kitab Jami’ al-hadis, juz ke 4, halaman 250, disebutkan bahwa ada doa khusus yang bisa kamu baca jika selesai mengumandangkan adzan shalat maghrib. Doanya adalah:
اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ
Allȃhumma hȃdzȃ iqbȃlu lailika wa idbȃru nahȃrika wa ashwȃtu du’ȃika faghfirlī.
Artinya: “Wahai Allah, saat ini adalah waktu datangnya malam Mu, dan berlalunya siang Mu, dan terdengarnya doa-doa bagi Mu, maka ampunilah aku.”
Sementara usai shalat shubuh, juga ada doa khususnya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan di dalam Fathul Mu’in yang terdapat di dalam halaman 280.
اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ نَهَارِكَ وَإِدْبَارُ لَيْلِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فاغْفِرْ لِي
Allȃhumma hȃdzȃ iqabȃlu nahȃrika wa idbȃru lailika wa ashwȃtu du’ȃika faghfirlī.
Artinya: “Wahai Allah, saat ini adalah waktu datangnya Siang Mu, dan berlalunya malam Mu, dan terdengarnya doa-doa bagi Mu, maka ampunilah aku.”
So, kamu bisa menghafalkan doa-doa tersebut. Kalau di awal mah keliatan banyak banget doanya, tapi begitu sudah hafal, kamu bakalan ngerasa pendek-pendek kok. Lagian, semakin banyak berdoa, maka akan semakin banyak pahala yang kamu dapat. Ia kan?
Apalagi nih, ada banyak keutamaan dalam membaca doa setelah adzan ini ya. sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis riwayat Jabir bin ‘Abdullah. Bahwasanya Rasulullah pernah bersabda:
“Siapa yang tatkala mendengarkan adzan, kemudian ia mengucapkan doa setelah adzan, maka ia akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat nanti.”
Maka, sangat jelas bahwa kita dianjurkan untuk membaca doa . Bahkan, ketika duduk di bangku sekolah kita juga sudah diajarkan kok bagaimana cara menjawab adzan. Ada yang ingat?
So, setelah kamu mendengar adzan, menjawabnya, dan membaca doa setelah adzan, jangan lupa untuk berdoa ya. Karena salah satu waktu berdoa yang sangat mustajab adalah antara adzan dengan iqamah.
Baca juga: |
Keutamaan Berdoa di Antara Adzan dan Iqamah
Sebagai seorang Muslim, kita dianjurkan untuk memperbanyak doa. Sebab Allah sendiri yang berkata, ‘Berdoalah kepada Ku, maka akan aku kabulkan.’ Allah mengatakannya di dalam al-Quran.
Kenapa kita harus berdoa? Ya karena salah satu senjata orang Muslim adalah berdoa. Dengan berdoa, kita akan mendapatkan kekuatan dari Allah. Berapa banyak peristiwa luar biasa terjadi karena doa.
Nah, begitu selesai berdoa, tidak semua doa-doa atau harapan kita akan dikabulkan oleh Allah. Karena Allah tahu kapan waktu terbaik mengabulkan doa-doa kita. Akan tetapi, di dalam Islam sendiri sudah ada waktu-waktu mustajab untuk berdoa loh.
Salah satunya ya berdoa di antara adzan dan iqamah. Sehingga, begitu mendengar adzan, segeralah menunaikan panggilan Allah, lalu berdoa di antara adzan dan iqamah tadi.
Waktu mustajabnya doa satu ini memang kedengaran mudah dilakukan. Namun siapa yang sangka, jika ternyata, masih banyak sekali umat Muslim yang justru lalai dengannya.
Begitu adzan dikumandangkan, ia malah sibuk dengan aktivitasnya, hingga lupa memanfaatkan waktu mustajabnya doa. Maka, bagi siapapun yang hingga saat ini selalu berdoa di antara adzan dan iqamah, maka bersyukurlah, dan semoga istiqamah.
Allah berfirman di dalam QS. Al-Mukmin ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Wa qȃla rabbukumu d’ūnī astajib laku inna alladzīna yastakbirūna ‘an ‘ibȃdatī sayadkhlūna jahannama dȃ khirīna.
Artinya: “Dan Tuhanmu berkata, Berdoalah kepada Ku, maka akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dirinya dari menyembah Ku akan masuk ke dalam neraka jahannam dalam keadaan yang hina bina.”
Adapun hadis yang menyatakan bahwa antara adzan dan iqamah adalah waktu mustajabnya doa disebutkan di dalam hadis Ahmah nomor 12584, sanadnya shahih. Komentar terkait sanad hadis ini diberikan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth.
Anas bin Mȃlik berkata, bahwasanya Rasulullah pernah bersabda:
إِنَّ الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، فَادْعُوا
Inna al-da’ȃ a lȃ yuradda baina al-Adzȃni wa al-iqaȃmati, fad’ū
Artinya: “Sesungguhnya, doa doa yang tidak akan tertolak ialah doa yang dipanjatkan di antara adzan dengan iqamah. Maka berdoalah di waktu tersebut.”
Kemudian, disebutkan juga di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi nomor 212 dan 3595. Syaikh al-Albani menilai hadis ini sebagai shahih.
الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
al-da’ȃ a lȃ yuradda baina al-Adzȃni wa al-iqaȃmati
Artinya: “Doa yang tidak akan tertolak ialah doa yang dipanjatkan di antara adzan dengan iqamah.”
Sementara di dalam riwayat Abu Dawud, redaksinya sediki berbeda, dengan substansi yang sama. Yaitu:
لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
Kamu bisa menemukannya di dalam kitab Abu Dawud, dengan nomor hadis 521. Al-Albani menilainya sebagai shahih.
Tentu, agar doa-doa yang kamu bacakan di waktu-waktu mustajab terkabul, kamu meski memenuhi syarat-syarat berdoa plus dengan adab-adabnya. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk membuka doa dengan bershalawat terlebih dahulu.
Demikian pembahasan seputar doa sebelum adzan dan beberapa pembahasan yang penting lainnya. Yuk mulai menghafalkan doa-doa tersebut dan mengamalkannya.
Mulai sekarang, cobalah untuk memanfaatkan waktu adzan dan iqamah untuk berdoa. Panjatkan harapan-harapan kepada Nya. Karena sudah pasti Allah akan mengabulkannya.
Jika kamu merasa doa-doamu belum juga terjawab, maka berhusnudzdzanlah. Sebab hanya Allah yang tahu apakah doa itu baik atau tidak bagimu. Dan Allah pulalah yang Maha Tahu kapan waktu terbaik mengabulkannya.
Jangan sampai, kesempatan lima kali dalam sehari tersebut malah berlalu sia-sia.
Wallahua’lam.
Baca juga: |