Doa Sholat Tarawih

Doa Sholat Tarawih – Ramadhan baru saja usai. Tapi kesan saat menjalankan shalat tarawih masih terngiang. Ia nggak sih? Apalagi doa sholat tarawihnya.

Karena bagaimanapun, tarawih menjadi salah satu shalat yang hanya bisa dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Dan karena inilah banyak yang dibuat susah move on dari shalat tarawih.

Meskipun dilaksanakan setiap tahun sekali, bukan jaminan loh bahwa selama ini kita benar-benar memahami makna doa sholat tarawih. Ia kan?

So, tenang, kali ini kita akan bahas tentang doa ketika shalat tarawih, lengkap dengan makna dan beberapa hal penting tentang shalat tarawih. Simak penjelasannya berikut ya.

Cara Melaksanakan Sholat Tarawih

Secara umum, semua sholat yang ada di dalam tuntunan Islam dikerjakan dengan cara yang tidak berbeda jauh dengan sholat sunnah yang lain seperti sholat dhuha, sholat hajat dll.

Termasuk shalat tarawih ini. Perbedaannya hanya ada pada niat, waktu, dan jumlah rakaatnya.

Shalat tarawih dilaksanakan hanya ketika bulan Ramadhan saja ya. Dengan jumlah shalat tarawihnya 8/20 rakaat ditambah witir 3 rakaat.

Dan ada yang dua rakaat satu salam, ada pula yang langsung empat rakaat satu salam tanpa duduk tahiyyat awal.

Nah, ketika setelah salam, ada doa sholat tarawih yang bisa kita baca. Yuk simak cara shalat tarawihnya berikut.

  • Niat untuk melaksanakan shalat tarawih.
  • Untuk masalah niat, kamu bisa memilih sendiri ya. Apakah akan melafadzkan niat dalam bentuk ushalli pada umumnya atau tidak.
  • Mengangkat kedua tangan seraya membaca Allahuakbar, atau takbiratul ihram.
  • Membaca doa iftitah atau istiftah.
  • Baca al-Fatihah dan surah yang ada di dalam al-Quran.
  • Rukuk
  • I’tidal
  • Kemudian sujud yang pertama
  • Duduk iftirasy atau duduk antara 2 sujud
  • Sujud kedua
  • Istirahat beberapa detik, dan bangun untuk melaksanakan rakaat berikutnya. Dan lanjutkan hingga salam.

Doa Sholat Tarawih/Doa Kamilin

Doa Sholat Tarawih/Doa Kamilin

Setelah salam bisa membaca doa sholat tarawih.

Doa sholat tarawih ini adalah:

Allȃhumma innaka ‘afuwwun tuḥibbul ‘afwa fa’fu’anī

Yang artinya, Ya Allah, Engkaulah yang Maha pengampun, dan Engkau mencintai orang-orang yang memohon ampun, karena itu ampunilah aku.

Ketika sudah mulai Ramadhan, doa sholat tarawih ini akan sangat akrab di telinga kita ya. Dan memang sangat dianjurkan.

Hal ini sebagaimana yang terdapat di dalam hadis dari Aisyah. Bahwasanya, saat itu Aisyah bertanya kepada Rasulullah, bagaimana jika suatu hari nanti ia mendapati malam lailatul qadr, apakah doa yang harus dibacakan.

Maka Rasulullah menjawab, bacalah Allȃhumma innaka ‘afuwwun tuḥibbul ‘afwa fa’fu’anī

Hadis ini terdapat di dalam Ibn Majah nomor hadis 3850, Tirmidzi nomor 3513. Dan hadis ini dihukumi shahih oleh Abu Isa al-Tirmidzi.

Dalam hal ini, jumhur ulama menyatakan, bahwa hadisi ini memang sangat singkat, namun di dalamnya terdapat banyak doa yang kompleks. Dan terdapat ketundukan di dalamnya.

Sehingga al-Baihaqi menyatakan, bahwa memohon ampunan atas segala kesalahan sangat dianjurkan kapanpun, tidak harus saat malam lailatul qadr saja.

Doanya singkat banget loh. Yuk mulai dihafalkan dan dimaknai dengan baik. Agar ramadhan tahun depan bisa mengamalkan doa ini sepanjang waktu.

Doa Kamilin/Doa Sholat Tarawih

doa sholat tarawih
blue.kumparan.com

Berikut ini merupakan doa yang lazim dibaca oleh para ulama setiap selepas sembahyang tarawih.

Doa ini popular dengan sebutan “doa kamilin”.

  .اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ

وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ

وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ

وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ

وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ . وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ

وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ

وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ

وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ

وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ

وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ

بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن

مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ

وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn.
Wa lil farâidli muaddîn.
Wa lish-shlâti hâfidhîn.
Wa liz-zakâti fâ‘ilîn.
Wa lima ‘indaka thâlibîn.
Wa li ‘afwika râjîn.
Wa bil-hudâ mutamassikîn.
Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn.
Wa fid-dunyâ zâhdîn.
Wa fil ‘âkhirati râghibîn.
Wa bil-qadlâ’I râdlîn.
Wa lin na‘mâ’I syâkirîn.
Wa ‘alal balâ’i shâbirîn.
Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn.
Wa minan nâri nâjîn.
Wa ‘alâ sariirl karâmati qâ’idîn. Wa bi hûrun ‘in mutazawwijîn.
Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn.
Wa min tha‘âmil jannati âkilîn.

Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în.

Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan.

Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn.

Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în.

Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya:

“Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya,

yang memenuhi kewajiban-kewajiban,

yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu,

yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan,

yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu),

yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat,

yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka,

yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,

yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.

Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.

Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya.

Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (Lihat Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).

Jumlah Rakaat Sholat Tarawih

Jumlah Rakaat Sholat Tarawih
islampos.com

Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, bahwa shalat tarawih bisa dilaksanakan dengan dua rakaat dua rakaat satu salam.

Dan ini menjadi pendapat para jumhul ulama syafi’iyah, hanabila, dan juga malikiyah. Selain itu, pendapat ini juga sesuai dengan pendapat dari Abu Yusuf, seorang tokoh Hanabila.

Hadits dari Umar R.A

Adapun landasan untuk melaksanakan shalat tarawih dengan dua rakaat-dua rakaat satu salam ialah hadis yang berasal dari Umar RA.

Bahawasanya, Rasulullah saw. Pernah bersabda:

صلاةُ الليلِ مَثنَى مَثنى، فإذا رأيتَ أنَّ الصبحَ يُدركُك فأَوتِر بواحدةٍ .قال: فقيل لابن عُمر: ما مَثنَى مَثنَى؟ قال تُسلِّم في كلِّ ركعتينِ

Shalȃt al-laili matsnȃ matsnȃ faidzȃ raaita anna al-shabh yudrakuka faautiru biwȃḥidatin, qȃla faqīla liibn ‘umar mȃ matsnȃ matsnȃ? Qȃla tusallim fī kulli rak’ataini.

Yang makannya, bahwa shalat di malam hari itu dua rakaat, dua rakaat, dan ketika kamu melihat shalat shubuh akan tiba, maka kamu bisa shalat satu rakaat agar jumlah rakaat shalatmu ganjil. Kemudian ibn Umar ditanya, apakah maksudnya dua rakaat dua rakaat? Kemudian Ibn Umar menjawab, “Maksudnya adalah tiap dua rakaat kemudian diikuti dengan salam.

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, terdapat di dalam shahihnya nomor 990, dan diriwayatkan pula oleh Imam Muslim, pada hadis nomor 749.

Selain hadis dari Ibn Umar, masih ada beberapa hadis lainnya yang juga menyatakan, bahwa shalat tarawih bisa dilaksanakan dengan dua rakaat satu salam.

Hadits dari Aisyah

Sementara yang melaksanakan shalat tarawih dengan formasi empat rakaat satu salam juga berdasarkan hadis dari Rasulullah yang berasal dari Aisyah, istri beliau.

كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ ؟ قَالَتْ : ” مَا كَانَ الرسول الله ص.م يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً  يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ  ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا  فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثًا. ( رواه البخاري)

Kaifa kȃnat shalȃtu rasūlullȃh shallallȃhu ‘alaihi wasallam fī ramadhȃn? qȃlat mȃ kȃna al-rasūlullah shallallȃhu ‘alaihi wasallam yazīdu fī ramadhȃna wa lȃ fī ghairihi ‘alȃ iḥdȃ ‘asyrata rak’atan yushallī arba’a rakaȃti falȃ tas’al ‘an ḥusnihinna wathūlihinna tsumma yushallī arbaȃ falȃ tasal ‘an ḥusnihinna wathūlihinna tsumma yushallī tslȃtsa. HR Bukhari.

Yang artinya, seperti apakah shalatnya Rasulullah ketika bulan Ramadhan? Maka Aisyah berkata, tidaklah beliau menambahkan jumlah rakaat lebih dari 11 rakaat, baik ketika Ramadhan maupun di luar ramadhan. Beliau melaksanakannya dengan empat rakaat, maka janganlah tanyakan perkara bagus dengan lamanya, lalu beliau shalat lagi empat rakaat, dan janganlah tanyakan mana perkara bagus dengan lamanya, dan beliau melaksanakan shalat dengan tiga rakaat.

Jadi jelas banget ya, bahwa keduanya mempunyai dalil. So, udah nggak zamannya lagi buat ngerasa heran ketika ada yang shalatnya beda dengan kamu.

Kalau kamu biasanya shalat dengan dua rakaat lalu salam, maka terima pilihan orang lain yang shalatnya dengan empat rakaat satu salam. Begitupun sebaliknya.

Hal ini karena keduanya sama-sama mempunyai dalil. Jelas ya.

Dalil ijma’

Dalam hal ini, Ibn Abdi Barr menyatakan:

وقد أجمَع العلماءُ على أنْ لا حدَّ ولا شيءَ مُقدَّرًا في صلاة الليل،   وأنَّها نافلة؛ فمَن شاء أطال فيها القيام وقلَّت ركعاته، ومَن شاء أكثر الركوع والسجود

Di mana, dinyatakan bahwa ijma’ ulama atau para ulama sudah sepakat, bahwasanya tidak terdapat batasan terkait dengan jumlah rakaat shalat malam.

Dan hukumnya sudah jelas sunnah. Maka, siapapun yang mempunyai keinginan untuk berdiri atau memanjangkan waktu berdirinya, dan menyedikitkan rakaatnya, maka silahkan.

Dan siapapun yang berkeinginan memperbanyak rukuk, sujud, juga disilahkan. Hal ini terdapat di dalam al-Istidzkar.

Kemudian, Ibn Abdi Barr juga menambahkan:

أكثرُ الآثار على أنَّ صلاته كانت إحدى عشرةَ ركعةً، وقد رُوي ثلاث عشرة ركعة، واحتجَّ العلماء على أنَّ صلاة الليل ليس فيها حدٌّ محدود، والصلاة خيرُ موضوع، فمَن شاء استقلَّ ومَن شاء استكثر

Bahwa, Rasulullah kebanyakan melaksanakan shalat malam dengan 11 rakaat. Meskipun demikian, ada riwayat yang menyatakan, bahwa beliau juga pernah melaksanakan shalat di atas 13 rakaat. Maka, karena hal inilah ijma ulama berpendapat bahwa shalat malam boleh dilaksanakan lebih dari 11 rakaat, karena tidak ada batasannya.

Hal ini juga senada dengan pernyataan al-Iraqi, bahwa para ulama sudah sepakat, bahwasanya tidak ada batasan rakaat pada shalat tarawih.

Hukum Sholat Tarawih

Hukum Sholat Tarawih
inews.co.id

Nah, setelah tahu tata cara shalat dan jumlah rakaatnya, kamu tentu harus tahu juga apa sebenarnya hukum dari melaksanakan shalat tarawih.

Dan semua pasti sudah tahu, bahwa hukum dari shalat tarawih adalah sunnah. Berikut dalilny:

Aisyah R.A

أنَّ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم صلَّى في المسجدِ ذاتَ ليلةٍ، فصلَّى بصلاتِه ناسٌ، ثم صَلَّى من القابلةِ، فكثُرَ الناسُ ثم اجتَمَعوا من الليلةِ الثالثةِ، أو الرابعةِ، فلم يخرُجْ إليهم رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فلمَّا أصبحَ قال: قد رأيتُ الذي صنعتُم، فلمْ يمنعْني من الخروجِ إليكم إلَّا أنِّي خَشيتُ أنْ تُفرَضَ عليكم قال: وذلِك في رمضانَ

Anna rasūlulallȃh shallallȃhu alaihi wasallam shallȃ fī al-masjidi dzȃta lailatin fashallȃ bishalȃtihi nȃsun tsumma shallȃ min al-qȃbilati fakatsra al-nȃsu tsumma ajtama’ū min al-lailati al-tsȃlitsati au al-arȃbi’ati falam yakhruj ilaihim rasūlullȃh shallallȃhu ‘alaihi wasallam, falammȃ ashbaḥa qȃla qad raaitu alladī shana’tum falam yamna’nī min al-khirūj ilaikum illȃ innī khasyyatu an tufradha ‘alaikum qȃla qadzȃlika fī ramadhȃn.

Rasulullah saw, suatu malam melaksanakan shalat di masjid, lalu orang-orang mengikutinya di belakang. Dan beliau kemudian shalat lagi di malam esoknya, dan orang-orang yang mengikutinya terus bertambah banyak.

Dan mereka mulai berkumpul di masjid ketika malam yang ke 3 atau ke 4. Dan ternyata, Rasulullah saat itu tidak terlihat keluar. Dan di ketiga paginya beliau bersabda, sesungguhnya semalam aku melihat apa yang sudah kalian kerjakan.

Dan tak ada satupun yang menghalauku untuk keluar, melainkan aku mengkhawatirkan, bahwa shalat tersebut diwajibkan bagi kalian. Dan perawi hadisnya menyatakan bahwa ini terjadi pada bulan ramadhan. HR. Bukhari nomor 1129, dengan HR. Muslim nomor 761.

Abu Hurairah R.A

كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُرغِّبُ في قيامِ رمضانَ من غير أنْ يأمرَهم فيه بعزيمةٍ، فيقولُ: مَن قامَ رمضانَ إيمانًا واحتسابًا غُفِرَ له ما تَقدَّمَ مِن ذَنبِه

Kȃna rasūlullȃh shallallȃhu ‘alaihi wasallam yuragghibu fī qiyȃmi ramadhȃna min ghairi an ya’murahum fīhi bi’azīmatin fayaqūlu man qȃma ramadhȃna īmȃna waḥtisȃbȃ ghufira lahu mȃ taqaddama min dzanbih.

Makannya, bahwasanya Rasulullah biasanya akan memotivasi orang lain untuk mengerjakan puasa ramadhan, meskipun Rasulullah sendiri tidak memerintahkan dengan tags.

Dan beliau bersabda, bahwa orang yang melaksanakan shalat tarawih, dikarenakan keimanan dan juga mengharapkan pahala dari Allah, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang sudah berlalu. HR. Bukhari dengan nomor hadis 2009, dan HR. Muslim nomor hadis 759.

Menurut Ijma Ulama

Dengan kedua hadis di atas, maka ijma ulama menyatakan, bahwa hukum melaksanakan shalat tarawih adalah sunnah.

Sebagaimana yang disebutkan oleh Imam al-Nawawi di dalam al-Majmu, bahwa hukum shalat tarawih adalah sunnah sebagaimana ijma ulama.

Kemudian, imam al-shan’ani juga menyatakan di dalam kitab subulus salam, bahwa qiyam Ramadhan adalah sunnah tanpa terdapat perbedaan di dalamnya.

So, meskipun hukumnya sunnah, alangkah baiknya jika kita melaksanakannya. Apalagi mengingat, bahwa pelaksanaan shalat tarawih yang hanya setahun sekali.

Plus pahala yang insyaAllah dilipatgandakan. Dan akan lebih afdhal jika kamu melaksanakannya di masjid, dan shalat berjamaah ya.

Karena didasarkan dengan hadis. Salah satunya adalah hadis yang berasal dari  Aisyah ra. Istri Rasulullah saw.

Keutamaan Shalat Tarawih

Keutamaan Sholat Tarawih
mualliminenamtahun.net

Apa sebenarnya keutamaan dari shalat tarawih? Mungkin, di antara kamu selama ini masih ada yang ogah-ogahan shalat tarawih.

Dan ogah-ogahan ini sih biasanya karena tidak tahu ‘alasannya’ mengapa harus shalat tarawih. Ia nggak?

Maka, dengan mengetahui keutamaan shalat tarawih pasti akan membuat kamu lebih rajin shalat tarawih. Percaya deh.

So, yuk simak beberapa keutamaan shalat tarawih. Biar tahun depan makin semangat buat meraih keutamaannya.

Terampuninya Dosa

Keutamaan shalat tarawih yang pertama ialah bisa menjadi penyebab terampunnya dosa. Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis dari sahabat Rasulullah, Abu Hurairah.

كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُرغِّبُ في قيامِ رمضانَ من غير أنْ يأمرَهم فيه بعزيمةٍ، فيقولُ: مَن قامَ رمضانَ إيمانًا واحتسابًا غُفِرَ له ما تَقدَّمَ مِن ذَنبِه

Kȃna rasūlullȃh shallallȃhu ‘alaihi wasallam yuragghibu fī qiyȃmi ramadhȃna min ghairi an ya’murahum fīhi bi’azīmatin fayaqūlu man qȃma ramadhȃna īmȃna waḥtisȃbȃ ghufira lahu mȃ taqaddama min dzanbih.

Makannya, bahwasanya Rasulullah biasanya akan memotivasi orang lain untuk mengerjakan puasa ramadhan, meskipun Rasulullah sendiri tidak memerintahkan dengan tags. Dan beliau bersabda, bahwa orang yang melaksanakan shalat tarawih, dikarenakan keimanan dan juga mengharapkan pahala dari Allah, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang sudah berlalu. HR. Bukhari dengan nomor hadis 2009, dan HR. Muslim nomor hadis 759.

Orang yang melaksanakan shalat tarawih, dikarenakan keimanan dan juga mengharapkan pahala dari Allah, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang sudah berlalu. HR. Bukhari dengan nomor hadis 2009, dan HR. Muslim nomor hadis 759.

Syuhada dan Shiddiqin

Jika turin mengerjakan shalat tarawih, maka akan dihitung sebagai seorang syuhada dan shiddiqin jika wafat

Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam hadis dari Amr bin Murrah al Juhaini.

Bahwa, ada seseorang yang datang dari gurun, ia menemui Rasulullah, dan berkata, aku bersyahadat, bahwa tak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bersaksi bahwa engkau merupakan utusan Allah.

Aku melaksanakan shalat lima waktu, aku melaksanakan puasa Ramadhan, dan mengerjakan qiyam di bulan Ramadhan, aku juga membayar zakat.

Lalu Rasulullah bersabda, jika ada orang yang mati karena melaksanakan semuanya, maka ia akan termasuk dari shiddiqin dan syuhada. HR al Thabrani di dalam Musnad al-syamiyyin, HR Ibn Huzaimah, dan dishahihkan oleh al-Albani.

Pahalanya Seperti Shalat Semalam Suntuk

Siapa yang sanggup melaksanakan shalat malam semalam suntuk? Rasanya nyaris tidak ada ya.

Maka, karena ketidakmampuan ini, ada baiknya jika kita mengambil kesempatan, yakni dengan melaksanakan sholat tarawih.

Sebagaimana hadis Rasulullah dari Abu Dzar. Rasulullah bersabda,

Sesungguhnya, orang yang melaksanakan shalat dengan imam hingga selesai, maka dituliskan untuknya pahala seperti shalat semalam suntuk. Hadis riwayat Tirmidzi, dan dishahihkan oleh al-Albani.

Demikian beberapa hal penting terkait shalat tarawih dan doa sholat tarawih yang meski kita pahami. Wallahua’lam bish shawab. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top