Doa Sholat Witir

Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa Rasulullah senantiasa melengkapi sholat fardhunya dengan melaksanakan shalat-shalat sunnah. Salah satunya adalah sholat witir. Nah, apalah ada doa sholat witir, apa hukumnya?

Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya jika kita perhatikan sabda beliau terlebih dahulu, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, kemudian dishahihkan oleh syaikh al-Albani did alam Ira’ al-Ghalil.

إِنَّ اللَّهَ زَادَكُمْ صَلَاةً فَحَافِظُوا عَلَيْهَا وَهِيَ الْوَتْرُ أخرجه أحمد

“Sesungguhnya, telah Allah tambahkan bagi kalian satu sholat, dan jagalah ia, sholat tersebut adalah sholat”

Dan ternyata, beliau bukan hanya melaksanakan sholat witir saja, melainkan juga memerintahkan kita untuk mengikutinya sunnah sholat witir ini. Karena itulah sangat perlu rasanya mengetahui berbagai seluk beluk tentang sholat witir.

Doa Sholat Witir

Doa Sholat Witir

Pembahasan terakhir adalah tentang doa sholat witir. Apakah ada doa sholat witir yang bisa diamalkan? Nah, dalam hal ini kamu bisa mengamalkan beberapa doa sholat witir, seperti:

  • اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allȃhumma innī a’udzu biridhȃka min sakhathika wa bimu’affȃtika min ‘unūqika qa a’ūdzu bika minka lȃ uḥshī tsnȃa ‘alaika anta kamȃ atsnaita ‘alȃ nafsika.

Duhai Allah, aku berlindung dengan segala keridhaan Mu, dari amarah Mu, dan dengan keselatan Mu, dari segala hukuman, dan aku juga berlindung kepada Mu Rabb dari siksa Mu. Aku tidak akan bisa menghitung segala pujian dan juga sanjungan untuk Mu. Engkau adalah apa yang Engkau sanungkan kepada diri Mu.

Hadis riwayat Abu Daud nomor 1427, al-Nasai nomor 1748, Ibn Majah 1179, dan al-Nasai 1748. Al-Hafidz Abu Thahir menyatakan bahwa hadis ini mempunyai sanda yang shahih.

Kamu bisa membaca doa sholat witir ini sebanyak sekali.

Baca juga doa sholat dhuha
  • سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

Subḥȃna al-maliki al-quddūs.

Mahasuci Allah yang Maha Merajai.

Hadis riwayat Ahmad nomor hadis 406, Abu Daud nomor 1430, dan al-Nasai nomor 1735. Hadis ini mempunyai sanad yang shahih, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Thahir.

Doa sholat witir ini bisa kamu baca sebagaimana yang sudah dijelaskan did alma hadis dari Ubay bin Ka’ab. Ia berkata:

فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ

Faidzȃ faragha qȃla ‘nda farȃghihi subhḥȃna a-maliki al-quddūs tslȃtsa marrȃtin yuthīlu fī ȃkhirihinna.

Apabila Rasulullah selesai sholat witir, maka beliau akan membaca subḥȃna al-malikil quddūs tiga kali. Dan beliau akan memanjangkan di bagian akhirnya.

Hadis riwayat Ibn Majah nomor hadis 1182 dan al-Nasai nomor 1700. Hadis ini mempunyai status shahih, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Thahir.

Selain itu, ada juga hadis yang menyatakan bagaimana cara membaca doa shalat tarawih ini. Yakni:

وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالثَّالِثَةِ

Wa kȃna yaqūlu idzȃ sallama subḥȃna al-maliki al-quddūsi tsalȃtsan wa yarfa’u shautahu bi al-tsȃlitsati.

Apabila mengucapkan salam, maka Rasulullah akan membacakan subḥȃna al-maliki al-Quddūs tiga kali. Dan beliau akan mengeraskan suaranya ketika membaca subḥȃnaka al-maliki al-Quddūs yang  ke tiga.

Hadis dari Ibn ‘Abdirrahman bin Abza, dari ayahnya ini diriwayat Ahmad nomor 406 dan al-Nasai nomor 1733. Hadis ini dinilai shahih oleh Abu Thahir.

Maka dapat ditarik kesimpulan ya, bahwa dalam membaca doa shalat wiitr ini, Rasulullah akan mengeraskan suaraya pada subḥȃnaka al-maliki alquddūs yang ketiga, itu artinya, pembacaan subḥȃnaka yang pertama dan kedua, berbeda dengan yang ketiga.

Selain itu, beliau juga akan memanjangkan bacaan tepat pada kata ‘alquddūs’ yakni dari empat sampai enam harakat.

Dengan melaksanakan sunnah ini, maka ada berbagai keutamaan yang akan kamu peroleh. Seperti mengerjakan amal yaumiyyahnya Rasulullah. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, bahwa Rasulullah senantiasa menjalankan amalan ini.

Selain itu, kamu juga akan mendapatkan keutamaan berupa dicintai oleh Allah, sebab terkabulnya doa, akan menjadikan amalan tambahan dan juga penyempurna shalat malam kamu, dan lain sebagainya.

Dengan menjalankan sunnah Rasulullah, tentu akan menghadirkan rasa cinta kepadanya. Hanya saja, kebanyakan di antara kita meninggalkan sholat witir atau amalan sunnah lainnya dengan dalih ‘kan sunnah’.

Seolah tidak berkeinginan mendapatkan keutamaan di dalamnya. Padahal jelas sekali, bahwa para sahabat justru menjalan amalan sunnah ya karena sunnahnya amalan tersebut. Dan para sahabat akan berlomba-lomba menjalankannya.

Baca juga doa sholat hajat

Pengertian Sholat Witir

Pengertian Sholat Witir
grid.id

Selama ini, tentu kita sudah tidak asing dengan ‘sholat witir’ ya. Karena ketika Ramadhan, sholat witir disandingkan dengan sholat tarawih.

Meskipun sering mendengar istilahnya, bukan jaminan bahwa kita mengetahui maknanya. Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan sholat witir itu?

Sederhananya, sholat witir adalah sholat yang pengerjaannya adalah malam hari. Tepatnya antara usai sholat isya sampai terbit fajar shubuh, dan sholat ini akan menjadi penutup dari sholat malam kamu.

Itulah alasannya mengapa usai melaksanakan sholat tarawih, pasti akan diikuti dengan sholat witir.

Jika makna sholat witir mengacu kepada arti kata ‘witir’ nya, maka dapat dikatakan bahwa sholat witir adalah sholat ganjil. Karena arti witir itu sendiri adalah ganjil. Dan ternyata, Allah menyukai hal yang witir atau ganjil loh.

Sederhananya, sholat witir adalah shalat yang pengerjaannya adalah malam hari.

Baca juga doa sholat tahajud

Hukum Sholat Witir

Hukum Sholat Witir

Sebenarnya, apa sih hukum dari sholat witir? Mayoritas ulama berpendapat, bahwa hukum dari sholat witir adalah sunnah muakkad. Atau sunnah yang sangat dianjurkan.

Tentu, keputusan untuk menyatakan hukum dari sebuah amal ibadah bukanlah perkara yang mudah. Ada serangkaian hal yang dilakukan oleh para ulama untuk memutuskannya. Dan salah satu yang dilakukan oleh para ulama adalah dengan melihat hadis yang mendasarinya.

Untuk masalah hukum sholat witir ini, para ulama menjadikan beberapa dalil sebagai landasan.

  • Hadis dari Abu Ayyub al-Anshari

قَالَ رَسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ

Qȃla rasūlullah shallallȃhu ‘alaihi wasallam al-witru ḥaqqun ‘ala kulli muslimin faman aḥabba an yūtiru bikhamsin falyaf’al wa man aḥabba an yūtira bi tsalȃtsin falyaf’al wa man aḥabba an yūtira biwȃḥidatin falyaf’al.

Bahwasanya, Rasulullah telah bersabda, sholat witir itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dan barang siapa yang akan melaksanakan witir lima rakaat, maka lakukanlah. Yang akan melaksanannya tiga rakaat, maka lakukanlah, dan yang akan witir hanya satu rakaat, maka lakukanlah.

Hadis Riwayat Ibn Majah, Abu Dawud, dan al-Nasa’i. Dan hadis ini sudah dishahihkan oleh syaikh al-Albani.

  • Hadits Abu Bushrah al-Ghifaari

 قال رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :” إِنَّ اللَّهَ زَادَكُمْ صَلَاةً فَحَافِظُوا عَلَيْهَا ، وَهِيَ الْوَتْرُ ؛ فَصَلُّوْهَا فِيْمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلىَ صَلاَةِ الْفَجْرِ”. أخرجه أحمد.

Qȃla rasūlullah shallallȃhu alaihi wasallam innallȃha zȃdakum shalȃtan faḥȃfidhū ‘alaihihȃ, wa hiya al-watru fashallū hȃ fīmȃ baina shalȃti al-isyȃi ilȃ shalȃti al-fajri.

Artinya, sesungguhnya, Allah sudah menambahkan bagia kalian sebuah shalat. Lantas, jagalah ia. Shalat tersebut adalah sholat witir. Maka, shalatlah kalian di antara shalat isya hingga shalat fajar.

Hadis Riwayat Ahmad, dan telah dishahihkan oleh Syaik al-Albani. Menariknya, usai menyampaikan perkara hadis ini, syaikh al-Albani menyatakan, secara dzahir, terlihat kata fashllūhȃ merupakan perintah untuk sholat witir.

  • Hadis dari Ali bin Abi Thalib

الْوِتْرُ لَيْسَ بِحَتْمٍ كَهَيْئَةِ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ وَلَكِنْ سُنَّةٌ سَنَّهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Al witru laia biḥatmi kahaiati al-shalȃti al-maktūbati alakin sunnatun sunnahȃ rasūlullah shallallȃhu alaihi wasallam.

Sholat witir itu tidak wajib sebagaimana shalat wajib, dia adalah sunnah yang memang disunnahkan oleh Rasulullah.

Hadis riwayat al-Nasai dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Hadis inilah yang paling mendasari hukum pelaksanaan sholat witir.

  • Hadis dari Thalhah bin Ubaidillah

: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَهْلِ نَجْدٍ ثَائِرَ الرَّأْسِ يُسْمَعُ دَوِيُّ صَوْتِهِ وَلَا يُفْقَهُ مَا يَقُولُ حَتَّى دَنَا فَإِذَا هُوَ يَسْأَلُ عَنْ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ فَقَالَ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا قَالَ لَا إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ

Jȃa rajulun ilȃ Rasūlillah shallallȃhu alaihi wasallam, min ahli najdin tsȃira al-raasi yusma’u dawiyyun shautihi walȃ yufqahu mȃ yaqūlu ḥattȃ danȃ faidzȃ huwa yasalu ‘an al-Islam faqȃla rasūlullȃh shallallȃhu alaihi wasalam khamsun shalawȃtin fī al-yaimi wa al-laillati faqȃla hal ‘aliyya ghairuhȃ qȃla lȃ illȃ an tathawwa’a.

Artinya, ada seorang pemuda penduduk Najd yang mendatangi baginda Rasul, ia mendatangi Rasulullah dengan kondisi rambut yang kusut, gema suaranya terdengar tidak begitu jelas, dan apa yang dikatakannya juga tidak begitu dimengerti. Ia bertanya kepada Rasulullah mengenai Islam. Rasulullah menjawab, shalat 5 waktu sehari semalam. Kemudian di bertanya kembali, apakah terdapat yang lain untukku? Rasulullah menjawab lagi, tidak, kecuali jika engkau melaksanakan shalat yang sunnah.

Hadis ini mengandung sholat sunnah secara umum. Namun, pada ulama juga menjadikannya sebagai dasar pelaksanaan sholat sunnah witir.

Dengan berlandaskan hadis-hadis di atas, terlihat jelas bahwa hukum dari sholat witir adalah sunnah.

Ibn Taimiyyah berkata di dalam kitab Majmu’ fatawa, bahwa sholat witir merupakan sholat sunnah yang muakkad, hal ini berdasarkan dalil dan juga kesepakatan kaum muslimin. Dan jika ia terus meninggalkan sholat witir, maka persaksiannya akan tertolak.

Wallahua’lam.

Hukum dari sholat witir adalah sunnah muakkad. Atau sunnah yang sangat dianjurkan.

Waktu Sholat Witr

Kapankah sholat witir bisa dikerjakan? Jumhur ulama sepakat, sholat witir ini bisa dilaksanakan di awal waktu, yaitu setelah shalat isya, dan akhirnya adalah terbit fajar shubuh.

Salah satu hadis yang menunjukkan waktu ini adalah hadis dari ‘Aisyah ra. Beliau berkata:

: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلَاةِ الْعِشَاءِ وَهِيَ الَّتِي يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ أخرجه مسلم.

Kȃna rasūlullȃh shallahllȃhu alaihi wasallam yushallī fīma baina an yafra min shalȃti al-‘siayȃi wa hiya allȃti yad’u al-nȃsu al-‘atammatu ilȃ al-fajri iḥdȃ ‘asyratan rak’atan yusallimu baina kulla rak’ataini wayūtir biwȃḥidatin. Akhrajau muslim.

Dulu, rasulullah shalat di antara usai shalat isya yakni yang bisa disebut dengan kata al ‘atamah oleh oranbg-orang, hingga fajar, sebanyak 11 rakaat, dan dilaksanakan dengan sekali salam tiap 2 rakaatnya. Kemudian melaksanakan witir 1 rakaat.

Hadis ini dikeluarkan oleh Imam Muslim. Selain hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, ada pula hadis lain yang diriwayatkan oleh Ahmad dan sudah dishahihkan oleh syaikh al-Albani.

فَصَلُّوْهَا فِيْمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلىَ صَلاَةِ الْفَجْرِ”

fashallū hȃ fīmȃ baina shalȃti al-isyȃi ilȃ shalȃti al-fajri.

Artinya, Maka, shalatlah kalian di antara shalat isya hingga shalat fajar. Hadis ini dari Abu Bushrah al-Ghifari.

Nah, selain hadis-hadis di atas, masih ada berbagai hadis lainnya terkait dengan pelaksanaan sholat witir ya, dengan substansi yang sama.

Sholat witir ini bisa dilaksanakan di awal waktu, yaitu setelah sholat isya, dan akhirnya adalah terbit fajar shubuh.

Jumlah Rakaat Witir

Jumlah Rakaat Witir
detik.net.id

Sholat witir bisa kamu kerjakan dengan angka yang gajil, sebagaimana namanya. Dalam hal ini, kamu bisa memilih satu, tiga, lima, tujuh, Sembilan, hingga sebelas. Sebagaimana hadis Rasulullah.

 : الْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ

al-witru ḥaqqun ‘ala kulli muslimin faman aḥabba an yūtiru bikhamsin falyaf’al wa man aḥabba an yūtira bi tsalȃtsin falyaf’al wa man aḥabba an yūtira biwȃḥidatin falyaf’al.

Sholat witir itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dan barang siapa yang akan melaksanakan witir lima rakaat, maka lakukanlah. Yang akan melaksanannya tiga rakaat, maka lakukanlah, dan yang akan witir hanya satu rakaat, maka lakukanlah.

Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, dan al-Nasai. Dan telah disahihkan oleh syaikh al-Albani.

Maka, jelas ya, bahwa kamu bisa melaksanakan sholat witir dengan jumlah rakaat di atas. Dan masing-masing jumlah rakaatnya mempunyai dalil masing-masing.

Dalam hal ini, kamu bisa memilih satu, tiga, lima, tujuh, Sembilan, hingga sebelas.

Cara Melaksanakan Sholat Sunnah Witir

niat sholat witir
iqra.id

Jika kamu sudah pernah melaksanakan sholat witir tentu tahu bagaimana cara melakukannya ya. Berbeda halnya dengan mereka yang belum pernah melaksanakan sholat witir ini.

Nah, jika kamu ingin sholat witir, cukup siapkan niat, tanpa ada embel-embel apapun. Karena tata cara pelaksanaan sholat witir tidak berbeda jauh dengan shalat pada umumnya. Bahkan nyaris sama.

Yang membedakannya hanyalah waktu pelaksanaan dan jumlah rakaatnya. Kamu bisa:

  • Mengawalinya dengan niat
  • Kemudian takbiratul ihram
  • Membaca iftitah atau istiftah
  • Kemudian membaca al-fatihah
  • Membaca surah di dalam al-Quran
  • Kemudian rukuk
  • I’tidal
  • Sujud pertama
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Kemudian duduk tahiyyat akhir.

Dan akan sangat baik ketika berada pada rakaat pertama kamu membaca surah al-A’la, sementara di rakaat kedua membaca surah al-Kafirun, dan di rakaat ketiga surah al-ikhlas.

Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis dari Ubai bin Ka’ab:

 كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَقْرَأُ مِنَ الْوِتْرِ بِـ {سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى} ، وَفِيْ الرَّكَعَةِ الثَّانِيَةِ بِـ{قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ} ، وَفِيْ الثَّالِثَةِ بِـ {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد}، وَلاَ يُسَلِّمُ إِلَّا فِيْ آخِرِهِنَّ”. أخرجه النسائي.

Kȃna rasūlullȃh yaqrau min al-witri bi sabbiḥisma rabbik al-a’la, wa fī al-rak’ati al-tsȃniyati bi qul yȃ ayyuha al-kȃfirūn, wa fī al-tsȃlitsȃti bi qul huqallȃhu aḥad, wa lȃ yusallimu illȃ fī ȃkhiri hunna. Akhrajahu al-Nasai.

Bahwasnaya, dulu Rasulullah membaca salat witirnya dengan al-A’la, kemudian di rakaat yang kedua beliau membacakan surah al-Kafirun, dan pada rakaat yang ketiga adalah qul huwallahuahad. Dan Rasulullah tidak melaksanakan salam melainkan di akhirnya.

Hadis ini dikeluarkan di dalam al-Nasai, dan telah dishahihkan oleh Syaikh al-Albani di dalam Sunan milik al-Nasai.

Wallahua’lam bishshawab. Semoga bermanfaat.

1 komentar untuk “Doa Sholat Witir”

  1. Pingback: √ Macam Macam Bacaan Doa Iftitah Yang Belum Kamu Ketahui (Lengkap)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top