Halo teman – teman kali ini kita kan membahas kebudayaan yang ada di Jawa Tengah. Hayo kalian yang tinggal di jawa tengah sudah tahu belum apa saja kebudayaan yang ada di Jawa Tengah ini? Kalau belum mari simak artikel ini sampai selesai ya.
Contents
Jawa Tengah
Perlu kita ketahui bahwa Kebudayaan Jawa merupakan hasil pemikiran dari orang Jawa itu sendiri yang dituangkan menjadi tradisi untuk selalu terus dipertahankan hingga saat ini. Namun tahukah kalian ada berapa kota atau kabupaten di Jawa Tengah? Jawa Tengah memiliki 35 Kota atau Kabupaten.
Indonesia memang banyak sekali kebudayaan yang menarik untuk kita bahas, tapi kali ini kita bahas kebudayaan Jawa Tengah, jangan lupa baca juga pengertian manusia dan kebudayaan yang sudah saya bahas khusus dalam artikel lain.
Jawa Tengah merupakan provinsi yang letaknya di pulau Jawa, batas wilayah Jawa Tengah yaitu:
- Sebelah barat perbatasan nya yaitu provinsi Jawa Barat di
- Sebelah selatan di batasi dengan Daerah Istimewa Jogjakarta dan Samudra Hindia.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Jawa Timur.
- Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
Luas wilayah Jawa Tengah yaitu sekitar 32.548 KM² atau sekitar 25% dari Luas keseluruhan pulau Jawa. Jawa Tengah juga meliputi Nusa Kambangan dan Kepulauan Karimun Jawa yang ada di Laut Jawa.
Langsung saja kita ulas bahasan tentang kebudayaan Jawa Tengah di bawah ini:
Kebudayaan Jawa Tengah
Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa suku di Jawa Tengah ini.
Suku di Jawa Tengah
Mayoritas penduduk di Jawa Tengah adalah suku Jawa sendiri. Suku minoritasnya juga cukup penting, misalnya saja Tionghoa terutama yang berada di kawasan perkotaan yang bergerak dibidang perdagangan dan bidang jasa.
Berikut suku yang ada di Jawa Tengah yaitu:
- Jawa
- Melayu
- Banjar
- Bugis
- Sunda
- Tionghoa
- Madura
- Batak
- Arab
- Betawi
- Minangkabau
Komunitas Tionghoa bisa berbaur dengan suku Jawa, sehingga banyak diantara mereka yang sudah mahir memakai bahasa Jawa dengan logat yang sangat kental. Tidak hanya itu saja, Anda juga akan menjumpai juga komunitas Arab Indonesia. Mirip dengan etnis Tionghoa, mereka juga bergerak di bidang jasa.
Agama di Jawa Tengah
Masyarakat Jawa Tengah mayoritas memeluk agama islam dan mayoritas masih mempertahankan tradisi kejawen yang disebut dengan abangan. Selain agama islam, penduduk Jawa Tengah juga menganut beberapa agama seperti:
- Protestan
- Katolik
- Kong Hu Chu
- Budha
- Beberapa aliran kepercayaan lain.
Penduduk Jawa tengah dikenal dengan sikap toleransinya yang tinggi. Hal ini bisa dilihat pada daerah Muntilan, Kabupaten Magelang yang masih banyak dijumpai penganut agama katolik karena daerah tersebut menjadi pusat pengembangan agama katolik di Jawa.
Bahasa di Jawa Tengah
Bahasa:
- Indonesia.
- Jawa.
Bahasa Indonesia masih jadi bahasa resmi di Jawa Tengah, akan tetapi untuk keseharian nya masyarakat umum mengguanakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa Dialek Solo Jogja digunakan untuk kebudayaan Jawa Tengah dan dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar. Bahasa Jawa secara umum terdiri dari dua bagian yaitu:
- Kulonan: Untuk bahasa kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah yang terdiri dari Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal. Untuk dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan bahasa jawa Standar.
- Timuran: Sementara untuk bahasa timuran dituturkan dibagian timur Jawa Tengah yang terdiri dari atas dialek Solo dan dialek Semarang.
Perbatasan kedua dialek tersebut dituturkan bahasa dengan campuran keduanya. Dan daerah yang mendapat percampuran kedua bahasa dialek tersebut yakni pada wilayah Pekalongan dan Kudus.
Kebudayaan Rumah Adat Jawa Tengah
Rumah adat di daerah Jawa Tengah yang sekarang banyak di kenal mungkin adalah rumah Joglo. Padahal ada berbagai jenis rumah adat yang tersebar di Jawa Tengah. Masing-masing rumah adat memiliki perbedaan. Rumah adat ini tidak hanya menjadi lambang kebudayaan. Tapi, di sisi lain juga menjadi salah satu lambang strata sosial.
Sejarah Rumah Adat Jawa Tengah
Kita masih banyak yang tidak tahu bagaimana awal sejarah rumah adat di Jawa Tengah. Kebanyakan dari kita hanya tahu jenis rumah adat yang ada di Jawa Tengah. Tanpa mengetahui bagaimana sejarahnya. Disini kita akan pelajari sekilas tentang sejarah rumah adat Jawa Tengah.
Arsitektur Jawa menjadi ciri khas bangunan rumah adat Joglo ini. Tetapi, taukah kalian jika sebenarnya arsitektur rumah adat ini dipengaruhi oleh budaya agama hindu. Apalagi hindu kuno dulu memiliki banyak pengikut di tanah Jawa Tengah ini.
Ternyata ajaran keagamaan yang dianut masyarakat tidak hanya turut mempengaruhi kondisi sosial masyarakat saja. Namun juga, kondisi arsitektur bangunan yang ada. Ini bisa kita amati dari bangunan yang ada.
Bangunan rumah adat yang masih asli hampir sama dengan ‘pura’ umat Hindu yang berasal dari India. berkembangnya agama hindu pada masa itu mempengaruhi kondisi lingkungan masyarakat di Jawa Tengah.
Pengaruh ini terlihat dari bentuk rumah adat di Jawa Tengah. Bentuknya yang seperti pura di India merupakan warisan dari penganut Hindu di masa terdahulu.
Seiring berjalannya waktu ada banyak ‘aliran’ rumah adat yang berbeda satu sama lain. Ini merupakan salah satu bentuk penyesuaian terhadap perubahan. Jadi jangan heran kalau kita menemukan rumah Joglo yang berbeda dari yang lain.
Rumah Adat Jawa Tengah
Berikut ini berbagai jenis rumah adat Jawa Tengah yang mungkin belum kalian ketahui. Jadi akan membantu menambah pengetahuan kalian tentang rumah adat, rumah adat Jawa Tengah diantaranya:
- Rumah Adat Joglo
- Rumah Adat Panggang Pe
- Rumah Adat Tajug
- Rumah Adat Kampung
- Rumah Adat Limasan
Mari kita bahas satu persatu secara singkat padat dan jelas.
Rumah Adat Joglo
Rumah adat Joglo di Jawa Tengah merupakan salah satu rumah yang paling familiar dibanding tipe-tipe rumah adat lainnya. Saat ini di Jawa Tengah juga masih bisa kita temui berbagai rumah adat Joglo yang masih dirawat dengan baik.
Rumah Joglo ini identik dengan lambang kekayaan pemilik. Jangan jika pemilik rumah Joglo bukan sembarang orang. Ciri khas rumah ini yaitu teras yang luas serta tak bersekat Selain itu ditengah ruangan rumah Joglo juga disokong oleh empat tiang.
Tiang-tiang ini kemudian dikenal dengan sebutan Soko Guru. Tak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi rumah Joglo juga dianggap sebagai lambang kekayaan.
Rumah Adat Panggang Pe
Rumah adat jawa Tengah yang populer bukan hanya rumah adat Joglo. Namun, rumah adat Panggang Pe ini juga merupakan rumah adat cukup terkenal di Jawa Tengah.
Rumah ini memiliki empat sampai enam tiang. Pada bagian tiang yang sebelah depan biasanya sengaja dibuat menjadi lebih pendek dibanding tiang belakang. Sehingga rumah adat ini cukup unik. Rumah adat ini kebanyakan digunakan untuk mendirikan kios atau warung.
Saat ini ada berbagai jenis rumah adat Panggang Pe. Namun ada beberapa aliran yang memiliki kesamaan. Contoh rumah adat yang memiliki kesamaan adalah:
- Cere Gancet
- Empyak Satangkep
- Gedhang Salirang
- Gedhang Setangkep.
Rumah adat ini sama-sama terdiri dari dua rumah Panggang Pe yang sengaja disatukan.
Rumah Adat Kampung
Rumah adat Jawa Tengah pada umumnya menunjukkan strata sosial pemiliknya. Hal ini seperti pada rumah adat Kampung. Memang rumah adat yang satu ini hampir mirip rumah Panggang Pe.
Tapi, rumah adat ini memiliki cirinya sendiri. Biasanya ciri yang bisa kita lihat yaitu pada bagian tiang. Rumah ini biasanya menggunakan tiang yang kelipatan empat. dan dimulai dari angka delapan. Jadi ada pembeda yang jelas antara rumah adat Joglo dan Kampung dari segi tiang penyangga.
Ada sekitar 13 jenis rumah adat ini, dan beberapa tipe yang ada seperti
- Pacul Gowang,
- Gajah Ngombe,
- Kampung Pokok
- dan lain-lain.
Rumah adat ini biasa dimiliki oleh kalangan orang biasa.
Rumah Adat Tajug
Masing-masing rumah adat Jawa Tengah memiliki filosofinya sendiri-sendiri. Bisa dikatakan jika masing-masing memiliki fungsi yang hampir berbeda. Seperti rumah adat Tajug yang satu ini.
Rumah adat tajug ini adalah rumah adat yang biasa digunakan untuk bangunan suci seperti masjid serta bangunan-bangunan lain. Jika penggunaannya untuk tujuan tempat tinggal tentu tidak diperbolehkan. Atap rumah adat ini biasanya berbentuk runcing. Bentuknya dapat dikatakan seperti bujur sangkar.
Rumah adat ini mempunyai 13 tipe. dan Rumah adat Tajug dianggap sebagai tipe rumah yang disucikan.
Rumah Adat Limasan
Terakhir kita akan mengenal rumah adat Limasan. Disebut rumah adat Limasan karena atapnya yang berbentuk Limas. Atap dari rumah adat ini mempunyai empat sisi. Rumah ini cukup sering ditemukan di Jawa terutama di Jawa Tengah.
Rumah adat ini juga memiliki banyak tipe. Beberapa diantaranya:
- Gajah Mungkur
- Klabang Nyander
- Lambang Sari
- Dan masih banyak lagi.
Setiap tipe memiliki bentuk yang agak berbeda sesuai dengan tipe rumah adatnya. Rumah adat ini dimiliki oleh rakyat biasa.
Pakaian Adat Jawa Tengah
Berikut ini Macam-Macam Pakaian adat Jawa Tengah:
- Batik
- Surjan
- Jarik
- Keris
- Kebaya
- Jawi Lengkap
- Blangkon
- Kemben
- Stagen
- Kuluk
- Sinjang atau Dodot
- Kain Tapih Pinjung
- Batik: Perlu kalian tahu bahwa batik merupakan pakaian adat Jawa Tengah. Batik banyak digunakan untuk menghadiri berbagai jenis acara resmi. Batik juga sudah mulai diperkenalkan pada kancah internasional.
Unesco memberikan hak paten bahwa batik adalah warisan budaya dari Indonesia. Tanggal 2 oktober menjadi hari batik Nasional di Indonesia
- Surjan: Bentuk dari surjan ini sangat mirip dengan jasa, nah pakaian ini sendiri dahulunya didesain oleh bangsa Belanda. Adapun kantong surjan letaknya berbeda dengan jas. Keberadaan dari pakaian adat ini juga sudah sangat jarang ditemukan, padahal dahulu digunakan setiap saat.
Pakaian adat ini dikenakan pada acara resepsi pernikahan Jawa tengah. Surjan merupakan pakaian adat yang khusus bagi kaum pria.
- Jarik: Pakaian adat yang satu ini biasanya dijadikan sebagai bawahan yang mana digunakan baik oleh kaum pria maupun wanita. Jarik adalah sebuah kain yang di dalamnya terdapat corak batik dengan berbagai macam motif.
Bagi masyarakat Jawa tengah, jarik mempunyai filosofi tersendiri yaitu sebagai tingkatan dalam hidup.
- Keris: Keris adalah aksesoris pelengkap dari pakaian surjan yang dipakai oleh kaum pria.
- Kebaya: Jika surjan untuk kaum pria, maka kebaya digunakan oleh kaum wanita. Salah satu ciri khas dari kebaya yaitu kainnya yang tipis yang mana memperlihatkan bagian kulit dari wanita.
- Jawi Lengkap: Sebuah pakaian adat untuk kaum pria. Jawi lengkap merupakan sebuah pakaian yang terdiri atas beskap bermotif kembang yang mana dipadukan dengan blangkon untuk kepala.
- Blangkon: Blangkon adalah sebuah penutup kepala yang memiliki corak larik dan dibuat dengan menggunakan kain ikat. Ikatan Pada blangkon Jawa tengah diartikan sebagai dua kalimat syahadat.
- Kemben: kemben merupakan penutup dada wanita yang dibuat dengan menggunakan kain panjang Pada dasarnya, kemben hanyalah pelengkap pakaian adat saja.
- Stagen: Stagen merupakan sebuah kain anang yang digulung. Biasanya kain ini digunakan untuk menahan jarik agar tidak jatuh saat digunakan.
- Kuluk: Kuluk hampir sama dengan blangkon.
- Sinjang atau Dodot: Yaitu kain batik panjang yang dipakai untuk menutupi badan bagian bawah.
- Kain Tapih Pinggung: Yaitu sebuah kain yang digunakan pada perut dengan tujuan untuk menutupi stagen.
Peninggalan Kebudayaan Jawa Tengah
Berikut ini beberapa peninggalan kebudayaan Jawa Tengah yang masih ada sampai sekarang yaitu:
- Kesenian wayang
Wayang muncul sebelum kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia dan mulai berkembang di zaman Hindu Jawa. Pertunjukan wayang menjadi sisa-sisa acara keagamaan orang-orang Jawa yaitu sisa-sisa kepercayaan animisme dan dynamisme.
Berdasarkan kitab centini yang berisi tentang awal mulanya wayang purwa disebutkan bahwa Raja Jaya Baya dari Kerajaan Menang atau Kediri adalah orang yang menciptakan kesenian yang satu ini.
- Ukiran Jepara
Para pengukir jepara ternyata pandai menyesuaikan diri dengan gaya ukiran baru. Tak hanya membuat gaya ukiran yang khas Jepara saja, bahkan ukiran lain tidak kalah menarik.
Meskipun beragam, sebaiknya ketika membuat ukiran tidak melupakan khas khas Jepara yang biasanya disebut dengan ukiran Jepara. Kebudayaan Jawa Tengah ini mengambil bentuk dedaunan dan daun tersebut dikenal dengan wuni. Daun wuni yaitu merupakan jenis rerumputan liar dan banyak tumbuh di Jepara.
- Keris
Di kalangan masyarakat Jawa dilambangkan sebagai symbol kejantanan.
Keris ini merupakan kebudayaan Jawa Tengah yang menjadi lambang pusaka. Pada kalender masyarakat jawa mengirabkan pusaka Keraton adalah kepercayaan terbesar dihari satu sura.
Dikatakan bahwa keris ini menjadi tombak pusaka unggulan karena terbuat dari unsur baja, besi. Nikel bahkan konon dicampur unsur batu meteoroid yang jatuh dari angkasa. Sehingga kekuatan spiritual dari sang maha pencipta pun dipercaya orang sebagai kekuatan magis yang bisa mempengaruhi pihak lawan untuk merasa takut kepada si pemakai Keris tersebut.
- Tidhek Siten
Menjadi bagian dari kebudayaan Jawa Tengah yang masih berjalan sampai saat ini. Upacara ini diadakan untuk bayi yang pertama kali akan belajar berjalan. Upacara ini diadakan ketika bayi berusia tujuh bulan dan mulai belajar duduk dna berjalan ditanah. Dan secara keseluruhan upacara ini diselenggarakan supaya kelak nantinya dirinya dapat mandiri di masa depan.
- Kirab Apem Sewuk
kebudayaan Jawa Tengah yang merupakan acara ritual syukuran oleh masyarakat kampong Sewu yang biasanya digelar pada acara bulan Haji. Ritual ini diadakan guna mengenalkan kampong sewu sebagai sentra produksi apem pada seluruh masyarakat yang sekaligus dijadikan untuk menghargai para pembuat apem.
Tak hanya itu saja, ritual ini juga sebagai ungkapan syukur terhadap Tuhan karena desa dan tempat tinggal mereka jau dari bencana.
Penutup
Menjadi warga negara khususnya menjadi masyarakat Jawa Tengah tentu harus mengetahui sejarah, serta kebudayaan Jawa Tengah sendiri seperti di atas supaya kebudayaan tersebut tetap dijalankan dan dilestarikan.
Nah demikian pembahasan kita tentang kebudayaan Jawa tengah telah kita bahas secara singkat padat dan jelas. Silakan share artikel ini supaya lebih bermanfaat. Terimakasih
Pingback: √ Kebudayaan Kalimantan Barat: Rumah, Pakaian, Tarian [Lengkap] imujio
Pingback: Kebudayaan Jawa Tengah
Pingback: Kostum Tradisional Jawa Tengah
Pingback: √ Manusia dan Kebudayaan, Lingkungan, Pendidikan [Lengkap ++]